BAB I
Pengertian & Ruang Lingkup Ekonomi Manajerial
Pengertian & Ruang Lingkup Ekonomi Manajerial
A.
Definisi Ekonomi Manajerial
§ Ekonomi
Manajerial adalah “aplikasi teori ekonomi dan perangkat analisis ilmu
keputusan untuk membahas bagaimana suatu organisasi dapat mencapai tujuan atau
maksudnya dengan cara yang paling efisien”
§ Masalah
Keputusan Manajemen timbul dalam organisasi apa saja:
1. Profit
Organization,
2. Perusahaan
Nirlaba (Rumah sakit atau Universitas) atau
3. Badan
Pemerintah
Tujuan dan Kendala bisa berbeda dari satu
kasus ke kasus lain, tetapi proses dasar pengambilan keputusannya adalah
sama
B. Keterkaitan dengan Teori Ekonomi
Suatu organisasi dapat memecahkan masalah
keputusan manajemennya dengan menerapkan teori ekonomi dan perangkat ilmu keputusan
Teori Ekonomi:
a.
Ekonomi
Mikro: Konsumen Individu, Pemilik sumber daya & Perusahaan Bisnis
b.
Ekonomi
Makro: Output, Pendapatan, Pekerjaan, Konsumsi, Investasi, harga secara
total & agregat -à
secara keseluruhan
Terkait Dengan Modelà
menerima teori atau model apabila dapat memprediksi secara tepat dan bila
prediksi tsb logis sesuai asumsi yg dibuat
C.
Keterkaitan dengan Ilmu Keputusan
Ilmu Keputusan menggunakan perangkat
matematika ekonomi dan ekonometri untuk membentuk dan mengestimasi model
keputusan yang ditujukan untuk menentukan perilaku optimum perusahaan
a.
Matematika Ekonomi: untuk
menformalkan (menggambarkan dalam bentuk
persamaan) model ekonomi yang dipostulatkan oleh teori ekonomi
b.
Ekonometri: Menerapkan peralatan
statistik (analisis regresi) pada dunia nyata untuk mengestimasi model yang
dipostulatkan oleh teori ekonomi dan untuk peramalan
D.
Keterkaitan dengan berbagai Area Fungsional Ilmu
Administrasi Bisnis
§
Area Fungsional: Akuntansi, Keuangan,
Pemasaran, Manajemen Sumber Daya Manusia dan Produksi
§
Ekonomi Manajerial mengintegrasikan teori
ekonomi, ilmu pengambilan keputusan, dan area fungsional Bisnis untuk mencapai
tujuan organisasi secara efektif dan efisien
E.
Proses Pengambilan Keputusan Manajerial
F.
Teori Perusahaan
Perusahaan adalah suatu organisasi
yang menggabungkan dan mengorganisasikan berbagai sumber daya dengan tujuan
untuk memproduksi barang dan/atau jasa untuk dijual
Fungsi Perusahaan: Membeli sumber
daya atau input berupa tenaga kerja, modal, dan bahan mentah untuk diubah
menjadi barang dan jasa untuk dijual
Pemilik Sumber daya (Pekerja dan
Pemilik Modal, tanah, dan bahan mentah) menggunakan pendapatan yang diperoleh
dari penjualan jasa atau sumber daya untuk membeli barang dan jasa yang
diproduksi oleh perusahaan
Tujuan dan Nilai Perusahaan
TR = Total Revenue/Pendapatan Total
TC = Total Cost/Biaya Total
TR tergantung pada Penjualan atau
Permintaan atas output perusahaan
TC tergantung pada teknologi
produksi dan harga sumber daya
Tingkat Diskonto r tergantung pada risiko
yang diterima perusahaan dan biaya peminjaman dana
G.
Kendala-Kendala Dalam Operasi Perusahaan
Keterbatasan ketersediaan input-input
penting
Kendala Hukum yang dihadapi perusahaan:
upah minimum, standar kesehatan dan keselamatan, standar emisi polusi , UU
pelarangan praktik bisnis yang tidak jujur
Keterbatasan Ruang pabrik atau gudang dan
dana modal
OPTIMASI TERKENDALA: Perusahaan
memaksimumkan kekayaan atau nilai perusahaan dengan mengatasi kendala-kendala
yang dihadapi
H.
Keterbatasan Teori Perusahaan
§ Masalah Pemilik – Pengelola atau Masalah
Prinsipal – Agen
§ Pengelola/Manajer
bisa saja tertarik untuk memaksimumkan kepentingannya sendiri daripada
kepentingan prinsipal (pemilik)
v Masalah
Pemuasan
Manajer kurang mampu untuk
memaksimumkan laba tetappi hanya dapat berusaha untuk memuaskan beberapa tujuan
dalam hal penjualan, pertumbuhan laba, pangsa pasar dan sebagainya….”Perusahaan
lebih bersifat memuaskan, daripada memaksimumkan organisasi”
I.
Sifat
& Fungsi Laba
1.
Laba Bisnis/Usaha (Business Profit)
Mengacu
pada Pendapatan perusahaan dikurangi biaya eksplisit/biaya akuntansi
perusahaan.
Biaya Eksplisit adalah biaya yang benar-benar dikeluarkan oleh
perusahaan untuk membeli atau menyewa input yang dibutuhkan dalam produksi ie:
Upah tenaga kerja, bunga modal, sewa tanah dan gedung, & pengeluaran bahan
mentah
2. Laba
Ekonomi (Economic Profit)
Pendapatan perusahaan dikurangi dengan
biaya eksplisit dan biaya implisit.
Biaya implisit: menagcu pada nilai
input yang dimiliki perusahaan dan digunakan untuk proses produksinya sendiri
ie:
a.
Gaji pengusaha yang dapt diperoleh bila ia
bekerja untuk perusahaan lain
b.
Hasil yang dapat diperoleh perusahaan dari menginvestasikan
modal dan menyewakan lahan dan input
lain milik perusahaan ke perusahaan lain
3. Teori-Teori Laba
1.
Teori
Laba Dalam Menghadapi Resiko
Hasil
diatas normal dibutuhkan oleh perusahaan untuk masuk dan bertahan dibeberapa
bidang yang memiliki resiko diatas rata2 ie: eksplorasi minyak
2.
Teori
Laba Karena Pergesekan
Laba
timbul akibaar pergesekan atau gangguan dari keseimbangan jangka panjang
3.
Teori
Laba Monopoli
Beberapa
perusahaan dengan kekuatan monopoli dapat membatasi output dan mengenakan harga
tinggi dibandingkan pada persaingan sempurna, dengan demikian menghasilkan laba
4.
Teori
Laba Inovasi
Laba
adalah ganjaran dari pengenalan inovasi yang berhasil
5.
Teori
Laba Efisiensi
Perusahaan
yang lebih efisien dari pada rata-rata perusahaan akan memperoleh laba diatas
normal
4. Fungsi Laba
Laba yang tinggi merupakan tanda bahwa konsumen menginginkan output
industri lebih banyak
Untuk perusahaan yang efisiensinya diatas rata-rata merupan ganjaran dari
efisiensi yang lebih besar tersebut
Laba memberikan sinyal yang penting untuk realokasi
sumber daya yang dimiliki masyarakat sebagai perubahan selera & permintaan
sepanjang waktu
5. Etika Bisnis & Globalisasi
Etika Bisnis: Prinsip,
Nilai dan Kepercayaan yang mendefinisikan keputusan dan tindakan yang benar dan
yang salah
Globalisasi: Perekonomian
dunia dimana merupakan suatu sistem tunggal yang saling tergantung satu dengan
yang lainnya
TEORI PRINSIPAL AGEN
I.
INFORMASI TIDAK TEORI PRINSIPAL AGEN SIMETRIS
Pasar adalah tatanan spontan pertemuan
permintaan dan penawaran
Neoklasik: asumsi pembeli dan penjual setara
karena pertukaran dgn akses informasi yang sama
Dalam kenyataan posisi pembeli dan penjual
tidak sama (penjual sering memiliki informasi lebih dibandingkan pembeli)
Fakta yang faktual ini dikenal dengan sebutan
asymmetric information, yang sering terjadi pada banyak kasus kontrak dan
transaksi . Informasi kemudian tidak gratis,
tapi mempunyai nilai
Fakta ini melemahkan teori ekonomi neoklasik,
melegitimasi pentingnya ekonomi kelembagaan.
Ekonomi noeklasi tidak memasukkan faktor
kelembagaan, tetapi ekonomi kelembagaan justru menjadikannya faktor utama . Model informasi yang asimetri mempunyai asumsi
bahwa setidaknya ada satu pihak di dalam transaksi tersebut memiliki informasi
yang relevan, sementara pihak lainnya tidak
II.
MASALAH PRINSIPAL AGEN
•
Posisi kepemilikan informasi tidak sama,
sehingga kedudukan tidak sama . Hubungan prinsipal agen adalah hubungan yang tidak setara . Agen memiliki
informasi lebih banyak daripada prinsipal . Prinsipan mengalami masalah dalam menjaga agar
agen bertindak atas namanya atau sesuai kontrak . Untuk
mengatasi hal tersebut prinsipal mengeluarkan biaya sebagai insentif, biaya
monitoring. Biaya untuk mencegah moral hazard.. Lihat
kasus kredit Bimas . Lihat transformasinya pada kupedes. Kasus
perilaku dalam ekonomi ini tidak dianalisa oleh ekonomi neoklasik . Hubungan
kontrak atau transaksi yang melibatkan perilaku seperti ini rumit dan
menimbulkan implikasi beban tambahan atau biaya
A.
Kasus Kredit Bimas
Kasus ini merupakan model kontrak yang menimbulkan moral hazard. Desain
kontrak melalui campuran bisnis dan negara . Kasus
kemacetan kredit sangat meluas (meskipun dampaknya pada program pangan dianggap
berhasil). Desain kredit tidak berdasarkan pasar (supply leading)
B.
Kasus
Kupedes
•
Moral hazard yang meluas diperbaiki dengan
melakukan desain kontrak yang murni pasar . Skema
kredit tidak lagi melalui negara (gubernur, bupati, camat), tetapi skema kredit
komersial dengan asas-asas bisnis murni . Prinsip dan pendekatan sesuai pasar (demand
following). Kasus kredit macet sangat kecil (hanya 1-2
persen). Tetapi petani kelas bawah kurang terjangkau Masalah dan dilema hubungan
prinsipal agen ini banyak ditemui dalam tata hubungan dan kontrak antara
pemberi kerja dengan pekerjanya, hubungan perburuhan, dan masalah peraturan
ketenagakerjaan. Tidak hanya di tingkat
bawah, masalah prinsipal agen juga ditemui di perusahaan besar dan perusahaan
keuangan skala besar ketika menyewa eksekutif puncak, yang berperan sebagai
nakhoda perusahaan milik prinsipal dan bertanggung terhadap keselamatan serta
kemajuan perusahaan. Asumsi manusia adalah rasional dan self
interested rational choice
Hubungan prinsipal agen tidak berbeda dengan asumsi ini. Dengan
informasi asimetri prinsipal bisa menanggung resiko lebih besar dalam kontrak
karena lebih sedikit memiliki informasi di lapangan
C.
BIAYA KEAGENAN
Yang sudah pasti dan umum terjadi, biaya agen muncul karena informasi
asimetri
Biaya keagenan muncul dalam perusahaan ketika terjadi divergen tujuan
antara manajemen dengan pemegang saham
III.
KONTRAK
DAN KOMPENSASI
Informasi asimetri terkait dengan kelembagaan isu dan masalah kontrak
kerja. Kontrak kerja dapat dilakukan dengan
bantuan desain sistem insentif untuk mengatasi masalah informasi asimetri. Pemberi
kerja menghadapi masalah ttg perbedaan kinerja pekerja secara individu di
perusahaan . Kemampuan pekerja utk tahu metode
evaluasinya
Mekanisme perbedaan pemberian insentif bonus, efisiensi upah, dll
A.
Primary
& Secondary Sector.
Pola hubungan kerja
secondary sector: jangka pendek, pekerjaan serabutan Tidak ada promosi sistematis . Tingkat upah sesuai pasar saat itu .Pasokan tenaga kerja berlebih Mekanisme kontrak: salesmen menerima
komisi dari jumlah yang dijualnya Pekerja operasional paberik menerima kontrak
upah harian atau jam kerja Karyawan kantor menerima gaji bulanan sesuai
kontraknya
B.
KOMPENSASI NON UANG Individu bisa bangga pada
pekerjaannya.Sistem insentif non uang berperanan penting. Kasus ini terlihat dari upaya corporate culture Insentif non finansial juga untuk mengatasi masalah informasi asimetri
IV.
EVALUASI SUBYEKTIF-OBYEKTIF
A.
EVALUASI
OBYEKTIF
Kinerja kontrak mutlak
dievaluasi secara obyektif . Dilakukan dengan metode ilmiah biasa
dan instrumen riset atau evaluasi. Hubungan kontrak dan perilaku serta
implementasinya rumit sehingga dgn evaluasi lebih tergambar sederhana
B.
EVALUASI
SUBYEKTIF
Evaluasi
subyektif adalah pelengkap yang menyempurnakan. Pengalaman evaluator sebagai instrumen langsung . Ada subyektibitas pemahaman dan hubungan yang sudah berlangsung lama
V.
STRUKTUR INSENTIF Metode turnamen . Kompensasi yang berbeda
A.
METODE
TURNAMEN
Mengapa eksekutif puncak
dibayar puluhan kali lebih besar dari karyawan bawah?. Jawabnya terletak pada teori turnamen ini . Pencapaian tinggi, insentif tinggi . Alasan populer:
•
Pertama,
cara pemberian insentif mudah
•
Kedua,
mengurangi favoritisme dan rent seeking
•
Ketiga,
struktur penghargaan sesuai usaha pencapaiannya
•
Keempat,
dipakai ketika mengukur produktivitas sulit
B.
KOMPENSASI
BERBEDA
Pekerja senior dibayar
lebih tinggi karena masa kerja dan loyalitas
Pekerja junior dibayar lebih rendah
karena masih baru . Antara keduanya belum tentu yang
senior lebih produktif dibandingkan dengan yang senior. Bahkan tidak sedikit dari yang muda justru berada pd produktivitas puncak, tp gaji lebih rendah.
FUNGSI KEUANGAN
Fungsi Keuangan Manajemen
keuangan menaruh perhatian besar pada pernyataan-pernyataan yang dihadapi
oleh semua unit usaha baik
perusahaan yang bersifat profit motif maupun
yang non profit motif tentang:
a.
Bagaimana aktiva yg diperlukan unt kelangsungan perusahaan dpt diperoleh.
b.
Bagaiman aktiva yg diperoleh tsb dibiayai,menyangkut biaya & sumber dana
c.
Bagaimana kombinasi sumber dana yang tepat
dipertahankan untuk membiayai kegiatan
perusahaan, hal ini menyangkut struktur modal.
d.
Apakah laba yang diperoleh dari operasi
sebaiknya digunakan atau dibagikan, bagaimana kebijakan deviden yang optimal.
e.
Trade-Off antara risiko dan keuntungan yang
diharapkan yang harus diperhatikan dalam keputusan manajemen keuangan.
Objective dari manajemen keuangan:
a.
Maksimal profit tidak tepat sbg pedoman dlm berbagai keputusan keuangan:
1. Maksimisasi
profit tidak memperhatikan adanya dimensi waktu
2. Termonologi
profit memiliki pengertian ganda, disebabkan karena terdapat banyak definisi
profit.
3. Maksimisasi
profit tidakmemperhatikan (mempertimbangkan) faktor risiko.
b.
Maksimisasi kemakmuran pemegang saham adalah tujuan yang lebih tepat sebagai pedoman
keputusan manajemen keuangan:
1.
Maksimisasi kemakmuran berarti memaksimumkan nilai sekarang semua keuntungan
di masa yang akan datang yang akan diterima oleh pemilik perusahaan
2.
Kelebihan maksimisasi kemakmuran pemegang saham
adalah bahwa secara konseptual jelas sbg pedoman di dlm
pengambilan keputusan, yang mempertimbangkan faktor risik
3.
Manajemen harus dapat menyeimbangkan kepentingan
pemilik, kreditur dan pihak lain yang berkaitan
dengan perusahaan
4.
Maksimisasi nilai lebih menekankan pada aliran
kas daripada sekedar laba bersih dalam pengertian akuntansi
c.
Maksimisasi kemakmuran pernegang saham tidak mengingkari adanya social objectives dan kewajihan social. Tanggung
jawab social adalah satu aspek penting dan goals perusahaan.
1.
Keberhasilàn memaksimumkan nilai perusahaan akan
memberikan sumbangan yang berarti kepada lingkungan
social secara keseluruha.
2.
Pengaruh (dampak) lingkungan eksternal seperti
polusi, keselamatan kerja, keamanan produk juga harus
diperhitungkan.
3.
Kepekaan terhadap faktor ekstemnal merupakan
salah satu syarat penting, agar perusahaan tetap
dapat mempertahankan kelangsungan
hidup
4.
Perusahaan
harus dapat. memaksimumkan kemakmuran
pemegang saham dalam kendala legal dan social dan
bertanggun jawab terhadap perubahan lingkungan.
Adanya trade-off antara
risiko dengan tingkat keuntungan
A. Profitabilitas dan risiko secara bersama2 akan mempengaruhi nilai perusahaan (value of the firm).
B. Profitabilitas dan risiko kemudian ditentukan oleh keputusan yang berkaitan dengan skala dipergunakan,
A. Profitabilitas dan risiko secara bersama2 akan mempengaruhi nilai perusahaan (value of the firm).
B. Profitabilitas dan risiko kemudian ditentukan oleh keputusan yang berkaitan dengan skala dipergunakan,
proporsi utang, posisi
likuiditas dan sebagainya.
C. Secara umum keputusan yang meningkatkan profitabilitas juga akan meningkatkan risiko, sebaliknya
C. Secara umum keputusan yang meningkatkan profitabilitas juga akan meningkatkan risiko, sebaliknya
keputusan yang
menurunkan. Risiko
cenderung untuk mengurangi profitabilitas.
Seperti misalnya:
1. Kenaikan kas yang ada cenderung akan mengurangi risiko, tetapi karena kas bukan learning
1. Kenaikan kas yang ada cenderung akan mengurangi risiko, tetapi karena kas bukan learning
assets, maka kas ini akan
mengurangi profitabilitas
2. Penambahan utang akan meningkatkau
rate of return bagi pemegang saham, tetapi akan
meningkatkan risiko finansial.
D Akhir manajemen keuangan harus mencoha
mencari suatu keseimbangan antara profitabilitas
dan risiko
yg akan meminimumkan nilai perusahaan
Prinsip-Prinsip Keuangan.
1. Prinsip “Self Interest Behavior”. Prinsip ini mengatakan ‘People act in their own financial self interest”. Inti
1. Prinsip “Self Interest Behavior”. Prinsip ini mengatakan ‘People act in their own financial self interest”. Inti
prinsip ini adalah orang Scan memilih
tindakan yang memberikan keuntungan (secant keungan) yang
terbaik bagi dirinya.
2. Prinsip “Risk Aversion”. Prinsip ini mengatakan “When all else is equal, people prefer higher return and
2. Prinsip “Risk Aversion”. Prinsip ini mengatakan “When all else is equal, people prefer higher return and
lower risk”. inti prinsip ini adalah
orang akan memilib alternatif dengan rasio keuntungan (return) dan
risiko (risk) terbesar. Prinsip ini
juga mengasumsikan bahwa orang dikategorikan sebagal risk-averse
atau enggan terhadap risiko. Lawan
risk-averse adalah risk-seeking atau risk-lover.
3. Prinsip “Diversification”. Prinsip ini mengatakan “DiversificAtion is beneficial”. Prinsip ini mengajarkan
3. Prinsip “Diversification”. Prinsip ini mengatakan “DiversificAtion is beneficial”. Prinsip ini mengajarkan
bahwa tindakan diversitikasi adalah
menguntungkan krn dapat
meningkatkan rasio antara keuntungan
dan risiko.
4. Prinsip “Two Sided Transactions”. Prinsip ini mengatakan “Each financial transaction has at least two
4. Prinsip “Two Sided Transactions”. Prinsip ini mengatakan “Each financial transaction has at least two
sides”. Dalam mempelajari dan membuat keputusan kita tidak hanya melihat dari sisi kita, tetapi juga
mencoba melihat dari sisi lawan transaksi kita.
5. Prinsip “Incremental benefit”. Prinsip ini mengatakan “Financial Decisions are based on incremental bene
5. Prinsip “Incremental benefit”. Prinsip ini mengatakan “Financial Decisions are based on incremental bene
Prinsip ini mengajarkan bahwa
keputusan keuangan harus didasarkan pada selisih antara nilai dengan
suatu alternatif dan nilai tanpa
alternatif tersebut. Incremental dapat diterjemahkan sebagai tambahan.
Incremental benefit adalah
keuntungan tambahan yang harus dibandingkan dengan incremental cost
atau biaya tambahan.
6. Prinsip “Signaling”. Prinsip ini mengatakan “Actions convey infonnation”. Prinsip mi mengajarkan bahwa
6. Prinsip “Signaling”. Prinsip ini mengatakan “Actions convey infonnation”. Prinsip mi mengajarkan bahwa
setiap tindakan mengandung
infonnasi. Misalnya. tindakan suatu perusahaan menaikkan pembayaran
dividen per lembar stiham dãpat dipandang
oleb investor sebagal perusahaan memiliki keyakinan yg
tinggi pada kondisi keuangan
perusahaan di masa niendatang. Prinsip
“Capita’ market efficiency”.
7. Prinsip ini mengatakan capital markel. are efficient. Pasar modal yang efisien adalah pasar modal yg harga
7. Prinsip ini mengatakan capital markel. are efficient. Pasar modal yang efisien adalah pasar modal yg harga
aktiva finansial yang diper
mencerminkan seluruh informasi yang ada dan dapat menyesuaikan secara
cepat terhadap informasi haru. Jadi
yang dimaksud efisien disini adalah perusahaan
(firm size peralatan
yang efisien secara informasi.
Agar pasar modal dapat efisien secara informasi, pasar modal tersebut
harus efisien secara operasi
(operational efficiency), misalnya kemudahan dalam ber sekuritas.
8. Prinsip “Risk-Return Trade-off’.. Prinsip ini mengatakan There is a trade off between risk and return”.
8. Prinsip “Risk-Return Trade-off’.. Prinsip ini mengatakan There is a trade off between risk and return”.
Orang menyukai keuntungan tinggi
dengan risiko rendah (prinsip Risk aversion). Kondisi liiL&h return,
low risk ini tidak akan tcrcapai
karena semua orang menginginkannya. Prinsip ini mengalakan jika anda menginginkan
keuntungan besar, hersiaplah untuk menanggung risiko yg besar pula atau high risk, high return
9. Prinsip “Option. Prinsip ini mengatakan “Option is valuable”. Option adalah suatu hak tanpa kewajiban untuk melakukan sesuatu. Prinsip option ini menjadi dasar pengembangan sekuritas turunan (derivative security) option yang berguna untuk melakukan hedging (tindakan pengurangan risiko). Disamping itu, prinsip option ini banyak membantu dalam menganalisa dan memahami pengambilan keputusan keuangan.
10.Prins “Time Value of Money”Prinsip ini mengatakan “Time has a time value”.
Evolusi
Teori Keuangan
Konsep Pasar Modal Sempurna (Perfect Capital Markets)
Pasar modal sempuma memiliki karakteristik sebagai berikut :
(1) tidak ada biaya transaksi, (2)
tidak ada pajak, (3) ada cukup banyak pembeli dan penjual (4) haik individu
maupun perusahaan memiliki kemampuan yang sama dalam akses ke pasar, (5) tidak
ada biaya informasi sehingga setiap orang memiliki informasi yang sama, (6)
setiap orang memiliki harapan yang sama, (7) tidak ada biaya yang, berhubungan
dengan hal kesulitan keuangan.
Analisis Arus Kas Yang Didiskonto ( Flow Analysis)
John Burr Williams yang mula mula mengembangkan konsep in serta Myron J Gordon yang pertama kali menerapkan analisis DCF dalam pembuatan keputusan keuangan (terutama dalam topik biaya modal. Konsep dasar DCP ada pada nilai waktu uang (time value of money). Rupiah yang diterima hari ini akan lebih bernilai dibanding jika ia diterima di masa datang.
Icon Struktur Modal dun Modigliani dan MiLler (CapitaL Structure Theory)
Pada tahun 1958, Franco Modigliani dan Merton Miller (MM) mempublikasikan salah satu teori keuangan modern yang paling mengejutkan mercka menyimpulkan bahwa nilai suatu perusahaan semata mata tergantung pada anus penghasilan di masa mendatang (future earning stream), dan oleb karena itu nilainya tidaktergantung pada struktur modal. MM menggunakan asumsi yang sangat ketat, termasuk asumsi pasar modal sempurna, karena salah satu asumsi penting adalah tidak adanya pajak, model ini seriing disebut model MM — tampa pajak.
Pada tahun 1963, MM mempublikasikan paper kedua mengenai teori struktur modal. Mereka menghilangkan asumsi tentang ketiadaan pajak. Dengan adanya pajak penghasilan perusahaan, butting dapat menghemat pajak yang dibayar (karena butting men imbulkan pembayaran bunga yang mengurangi jumlah penghasilan yang térkena pajak), sehingga nilai perusahaan bertambah. Hubungan jumlah hutang dengan nilai perusahaan adalah positif: semakin besar hutang, semakin tinggi nilai perusahaan. Model ini disebut dengan model MM pajak. Model MM-Dengan pajak melupakan satu hal : semakin besar hutang semakmn besar kemungkinan perusabaan akan mengalami kesulitan keuangan (financial distress). Ada usaha untuk memperbaiki modelMM tersebut dengan memperhitungkan faktor hiaya financial distress. Model perbaikan ini sering disebut tax savings-Financial costs trade-off theory karena hutang menghasilkan penghematan pajak namun juga, menimbulkan biaya kesulitan keuangau. Model MM yang dimoditikasi mengajarkan (1) herhutang sejumlah tertentu itu baik, (2) berhutang terlalu banyak tiidak baik dan (3) ada jumlah hutang yang optimal untuk setiap perusahaan.
Teori Dividen dari Modigliani dan Miller (Deviden Theory)
Modigliani dan Miller juga menganalisis dampak kebijakan. dividen terhadap nilai perusahaan. Selain asumsi pasar modal sempurna, dimasukkan pula asumsi (1) kebijakan penganggaran modal perusahaan tidak dipengãruhi oleh kebijakan. dividen, (2) semua investor berperilaku rasional. Mereka menyimpulkan bahwa kebijakan dividen tidak mempengaruhi nilai perusahaan.
Jika digabung, teori struktur model MM—tanpa pajak dan Teori dividen tidak relevan dan MM memberikan implikasi yang nyata bagi manajer keuangan. Jika pasar modal sempurna, nilai perusahaan semata mata tergantung pada keputusan penganggaran modal karena keputusan ini menentukan arus kas operasi dimasa mendatang serta risiko arus kas tersebut. Bagaimana perusahaan memperoleh modal (keputusan pendanaan) serta hagaimana penghasilan dibagikan (keputusan dividen) tidak menentukan nilai perusahaan. Pada praktiknya kebijakan struktur modal maupun kebijakan dividen diyakini tetap membawa dampak pada nilai perusahaan.
Analisis Arus Kas Yang Didiskonto ( Flow Analysis)
John Burr Williams yang mula mula mengembangkan konsep in serta Myron J Gordon yang pertama kali menerapkan analisis DCF dalam pembuatan keputusan keuangan (terutama dalam topik biaya modal. Konsep dasar DCP ada pada nilai waktu uang (time value of money). Rupiah yang diterima hari ini akan lebih bernilai dibanding jika ia diterima di masa datang.
Icon Struktur Modal dun Modigliani dan MiLler (CapitaL Structure Theory)
Pada tahun 1958, Franco Modigliani dan Merton Miller (MM) mempublikasikan salah satu teori keuangan modern yang paling mengejutkan mercka menyimpulkan bahwa nilai suatu perusahaan semata mata tergantung pada anus penghasilan di masa mendatang (future earning stream), dan oleb karena itu nilainya tidaktergantung pada struktur modal. MM menggunakan asumsi yang sangat ketat, termasuk asumsi pasar modal sempurna, karena salah satu asumsi penting adalah tidak adanya pajak, model ini seriing disebut model MM — tampa pajak.
Pada tahun 1963, MM mempublikasikan paper kedua mengenai teori struktur modal. Mereka menghilangkan asumsi tentang ketiadaan pajak. Dengan adanya pajak penghasilan perusahaan, butting dapat menghemat pajak yang dibayar (karena butting men imbulkan pembayaran bunga yang mengurangi jumlah penghasilan yang térkena pajak), sehingga nilai perusahaan bertambah. Hubungan jumlah hutang dengan nilai perusahaan adalah positif: semakin besar hutang, semakin tinggi nilai perusahaan. Model ini disebut dengan model MM pajak. Model MM-Dengan pajak melupakan satu hal : semakin besar hutang semakmn besar kemungkinan perusabaan akan mengalami kesulitan keuangan (financial distress). Ada usaha untuk memperbaiki modelMM tersebut dengan memperhitungkan faktor hiaya financial distress. Model perbaikan ini sering disebut tax savings-Financial costs trade-off theory karena hutang menghasilkan penghematan pajak namun juga, menimbulkan biaya kesulitan keuangau. Model MM yang dimoditikasi mengajarkan (1) herhutang sejumlah tertentu itu baik, (2) berhutang terlalu banyak tiidak baik dan (3) ada jumlah hutang yang optimal untuk setiap perusahaan.
Teori Dividen dari Modigliani dan Miller (Deviden Theory)
Modigliani dan Miller juga menganalisis dampak kebijakan. dividen terhadap nilai perusahaan. Selain asumsi pasar modal sempurna, dimasukkan pula asumsi (1) kebijakan penganggaran modal perusahaan tidak dipengãruhi oleh kebijakan. dividen, (2) semua investor berperilaku rasional. Mereka menyimpulkan bahwa kebijakan dividen tidak mempengaruhi nilai perusahaan.
Jika digabung, teori struktur model MM—tanpa pajak dan Teori dividen tidak relevan dan MM memberikan implikasi yang nyata bagi manajer keuangan. Jika pasar modal sempurna, nilai perusahaan semata mata tergantung pada keputusan penganggaran modal karena keputusan ini menentukan arus kas operasi dimasa mendatang serta risiko arus kas tersebut. Bagaimana perusahaan memperoleh modal (keputusan pendanaan) serta hagaimana penghasilan dibagikan (keputusan dividen) tidak menentukan nilai perusahaan. Pada praktiknya kebijakan struktur modal maupun kebijakan dividen diyakini tetap membawa dampak pada nilai perusahaan.
Teori Portfolio dan Capital Asset
Pricing Model (CAPM)
Teori porthfolio ini adalah Harry Markowitz. Teori ini adalah nisiko dapat dikurangi dengan cara mengkombinasi beberapa jenis aktiva herisio daripada hanva memegang salah satu jenis aktiva saja. Implikasi dan teori in adalah (1) investor harus membentuk portfolio (melakukan diversilikasi) untuk mengurangi risiko. dan (2) risiko dari suatu aktiva individu harus diukur herdasarkan kontribusinya kepada nisiko suatu portfolio yang terdiversifikasikan dengan baik.
Capital Asset Pricing Model, dikeinbangkan oleh William Sharpe, John Lintner dan Jan moissin secara terpisah, menunjukkan bahwa tingkat keuntungan yang disyaratkan pada suatu aktiva berisiko, merupakan fungsi dan tiga faktor (1) tingkat keuntungan bebas risiko, (2) tingkat keuntungan yang disyaratkan pada portfolio dengan risiko rata rata (market portfolio), dan (3) volatilitas tingkat keuntungan aktiva berisiko tersebut terhadap tingkat keuntungan market portfolio. CAPM didasarkan pada asumsi pasar modal sempurna ditambah beberapa asumsi lainnya. CA PM memberikan impilikasi nyata pada penentuan biaya modal perusahaan serta penentuan tingkal keuntungan yang disyaratkan ada suatu proyek individu dalam perusahaan.
Teori Penentuan Harga Option (Option Princing Theory)
Suatu model formal untuk menentukan harga option baru muncul pada tahun (973. Fisher Black dan Myron Scholes mempublikasikan Black Scholes Option Pricing Model (OPM).
Teori ini menawarkan suatu model penilaian harga atau premi call dan put option. implikási dan teori ini adalah berkembang pasar untuk option, terutama option pada aktiva finansal. Teori ini juga membantu memahami penilaian sekuritas yang memiliki sifat option seperti warrant dan obligasi konversi.
Teori porthfolio ini adalah Harry Markowitz. Teori ini adalah nisiko dapat dikurangi dengan cara mengkombinasi beberapa jenis aktiva herisio daripada hanva memegang salah satu jenis aktiva saja. Implikasi dan teori in adalah (1) investor harus membentuk portfolio (melakukan diversilikasi) untuk mengurangi risiko. dan (2) risiko dari suatu aktiva individu harus diukur herdasarkan kontribusinya kepada nisiko suatu portfolio yang terdiversifikasikan dengan baik.
Capital Asset Pricing Model, dikeinbangkan oleh William Sharpe, John Lintner dan Jan moissin secara terpisah, menunjukkan bahwa tingkat keuntungan yang disyaratkan pada suatu aktiva berisiko, merupakan fungsi dan tiga faktor (1) tingkat keuntungan bebas risiko, (2) tingkat keuntungan yang disyaratkan pada portfolio dengan risiko rata rata (market portfolio), dan (3) volatilitas tingkat keuntungan aktiva berisiko tersebut terhadap tingkat keuntungan market portfolio. CAPM didasarkan pada asumsi pasar modal sempurna ditambah beberapa asumsi lainnya. CA PM memberikan impilikasi nyata pada penentuan biaya modal perusahaan serta penentuan tingkal keuntungan yang disyaratkan ada suatu proyek individu dalam perusahaan.
Teori Penentuan Harga Option (Option Princing Theory)
Suatu model formal untuk menentukan harga option baru muncul pada tahun (973. Fisher Black dan Myron Scholes mempublikasikan Black Scholes Option Pricing Model (OPM).
Teori ini menawarkan suatu model penilaian harga atau premi call dan put option. implikási dan teori ini adalah berkembang pasar untuk option, terutama option pada aktiva finansal. Teori ini juga membantu memahami penilaian sekuritas yang memiliki sifat option seperti warrant dan obligasi konversi.
Hipotesis Pasar Efisien (Efficient
Market Hypothesis)
Efficient Market Hypothesis (EMH) yang dikemukakan oleh Eugene F. Fama. Terminologi efisien disini merujuk pada efisien secara informasi (informationally efficient). Teori ini mengatakan jika pasar efisien maka harga merefleksikan seluruh informasi yang ada. Ironisnya pasar dapat efisien jika sejumlah hesar orang percaya bahwa pasar tidak ada efisien, sehingga mendorong mereka untuk mencari keuntungan diatas selayaknya (excess return atau abnormal return).
Empat kondisi yang diperlukan agar suatu pasar efisisen secara informasional : (1) tidak ada biaya untuk informasi dan informasi tersedia untuk semua pesertu pasar pada waktu yang sama, (2) tidak ada hiaya transaksi, pajak dan kendala perdagangan lainnya. (3) seorang pemodal atau instituri tidak dapat mempengaruhi harga dan (4) semua peserta pasar adalah rasional.
Keempat kondisi tersebut tidak terdapat pada dunia nyata. Perlu dibedakan antara pasar yang (1) perfectly informationally dan (2) economically informationafly efficient. Pasar-pasar yang perfectly efficient, yakni yang memenuhi keempat kondisi diatas, harga selalu merefleksikan semua infonnasi yang diketahui, harp Scan menyesuaikan diri dengan informasi baru secara cepat dan excess return hanya bisa diperoleh karena keberuntungan. Pasar yang economically efficient, harga tidak menyesualkan diri dengan informasi baru secara cepat namun excess profit tetap tidak dapat diperoleh setelah keuntungan dikurangi dengan biaya informasi dan transaksi. Pasar efisien dibagi menjadi tiga bentuk : kuat (strong-form), setengah kuat (semi-sfrong form) dan Lemah (weak form). Pasar modal dikatakan efisien bentük lemah jika harga sekunitas mengekspresikan seluruh informasi harga di masa lalu, sehingga upaya investor untuk memperoleh excess return dengan memanfaatkan data harga di masa lalu adalab sia sia,
Efficient Market Hypothesis (EMH) yang dikemukakan oleh Eugene F. Fama. Terminologi efisien disini merujuk pada efisien secara informasi (informationally efficient). Teori ini mengatakan jika pasar efisien maka harga merefleksikan seluruh informasi yang ada. Ironisnya pasar dapat efisien jika sejumlah hesar orang percaya bahwa pasar tidak ada efisien, sehingga mendorong mereka untuk mencari keuntungan diatas selayaknya (excess return atau abnormal return).
Empat kondisi yang diperlukan agar suatu pasar efisisen secara informasional : (1) tidak ada biaya untuk informasi dan informasi tersedia untuk semua pesertu pasar pada waktu yang sama, (2) tidak ada hiaya transaksi, pajak dan kendala perdagangan lainnya. (3) seorang pemodal atau instituri tidak dapat mempengaruhi harga dan (4) semua peserta pasar adalah rasional.
Keempat kondisi tersebut tidak terdapat pada dunia nyata. Perlu dibedakan antara pasar yang (1) perfectly informationally dan (2) economically informationafly efficient. Pasar-pasar yang perfectly efficient, yakni yang memenuhi keempat kondisi diatas, harga selalu merefleksikan semua infonnasi yang diketahui, harp Scan menyesuaikan diri dengan informasi baru secara cepat dan excess return hanya bisa diperoleh karena keberuntungan. Pasar yang economically efficient, harga tidak menyesualkan diri dengan informasi baru secara cepat namun excess profit tetap tidak dapat diperoleh setelah keuntungan dikurangi dengan biaya informasi dan transaksi. Pasar efisien dibagi menjadi tiga bentuk : kuat (strong-form), setengah kuat (semi-sfrong form) dan Lemah (weak form). Pasar modal dikatakan efisien bentük lemah jika harga sekunitas mengekspresikan seluruh informasi harga di masa lalu, sehingga upaya investor untuk memperoleh excess return dengan memanfaatkan data harga di masa lalu adalab sia sia,
Efisien bentuk setengah kuat terjadi bila harga
sekuritas mencerminkan informasi harga histories plus informasi yang tersedia
bagi publik (misalnya laporan keuangan, berita keuangan dan bisnis di media
massa, dsb).
Efisien bentuk kuat terjadi bila harga sekuritas mengekpresiknn selurub informasi yang ada, baik harga sekuritas di masa lalu, informasi yang tersedia bagi publilç maupun informasi yang bersifat private. Moral dari teori ini adalab jika pasar relatif efisien, sekuritas telah dihargai secara benat, tidak akan terdapat sekuritas yang undervalued atau overvalued. Investor tidak dapat memperoleh keuntungan di atas yang seharusnya (abnormal return).
Efisien bentuk kuat terjadi bila harga sekuritas mengekpresiknn selurub informasi yang ada, baik harga sekuritas di masa lalu, informasi yang tersedia bagi publilç maupun informasi yang bersifat private. Moral dari teori ini adalab jika pasar relatif efisien, sekuritas telah dihargai secara benat, tidak akan terdapat sekuritas yang undervalued atau overvalued. Investor tidak dapat memperoleh keuntungan di atas yang seharusnya (abnormal return).
Konsep EMH berhubungan langsung dengan konsep Risk-return trade-off Jika pasar efisien dalam bentuk setengak kuat harga merefleksikan seluruh informsi publik sehingga sekuritas telah dihargai secara benar sehingga tidak Scan ada excess return. Jika ada sektritas yang berbeda tingkat keuntungannya, hal tersebut semata mata disebabkan oleh tingkat risiko yang herheda. Transaksi yang terjadi pada pasar efisien memiliki nilai sekarang bersi sebesar nol.
Konsep EMH dan risk return trade off memberikan implikasi penting pada investor maupun manajer keuangan. Bagi investor, EMH menyarankan hahwa strategi yang optimal adalah (1) menentukan tingkat risiko yang sesuai, (2) menciptakan suatu portfolio yang terdiversifikasi dengan baik yang memiliki tingkat risiko sehesar yang telah dipilih, (3) rneminirnumkan biaya transaksi dengan strategi beli-siinpan. Bagi manajer keuangan,EMH menyarankan bahwa nilai perusahaan tidak dapat ditingkatkan melalui transaksi pasar keuangan (karena pasar modal efisien sehingga NPV transaksinyn adalah nol). Nilai perusahaan hanya dapat ditingkatkan melalui transaksi.
Teori_Keagenan (Agency Theory)
Teori keagenan pada manajemen keuangan diajukan oleh Michael C Jensen dan William H Meckling. Hubungan keagenan atau agency relationship muncul ketika satu atau lebih individu (majikan) menggaji individu lain (agen atau karvawan) untuk bert indak atas namanya, iiicndclegasikan kekuasaan untuk mem1 kepulusan kepada agen alan karyawannya. Hubungan mi muncul an (1) pemegang saham dengan para manajer. (2) pemegang saham dengan kreditor.
Problem keagenan antara pernegang saham dengan manajer potensial terjadi bila manajementidak memiliki saham mavoritas perusahaan. Pemegang saham tentu menginginkan manajer bekerja dengan tujuan memaksimumkan kemakmuran pemegang saham. Sebaliknya, manajer perusahaan bisa saja hertindak tidak untuk memaksimumkan kemakmuran pemegang saham tetapi memaksimumkan kemakmuran mereka sendiri. Terjadilah coflict of interes. Untuk meyakinkan bahwa manajer bekerja sungguh sungguh untuk kepentingan pemegang saham, pemegang saham harus mengeluarkan hiaya yang disebut agency cost yang meliputi antara lain : pengeluaran untuk menonitor kegiatan manajer, pengeluaran untuk membuat suatu struktur organisasi yang meminimalkan tindakan—tindakan manajer yang tidak diinginkan, serta opportunity cost yang timbul akibat kondisi dimana manajer tidak dapat segera mengambil keputusan tanpa persetujuan pemegang saham.
Dalam hal ini dibutuhkan biaya yang mahal dan kurang efisien. Solusi yang lebih baik adalah memberi suatu paket kompensasi berupa gaji tetap ditambab bonus kepemilikan perusahaan (saham perusahaan) jika kinerja, mereka bagus. Agency problem antara pemegang saham dengan manajemen perusahaan dapat dikurangi dengan cara (1) kekhawatiran untuk di PHK karena kinerja yang dinilai kurang memuaskan, (2) ketakutan mengalami hostile take-over atau kondisi dimana perusahaan diambil alih secara paksa oleh pihak lain. Kondisi ini mungkin terjadi bila nilai peruashaan turun karena mis—management. Jika hostile take- over terjadi, hiasanya manajemen lama akan diganti karena dianggap sehagai sumber masalah.
Teori keagenan pada manajemen keuangan diajukan oleh Michael C Jensen dan William H Meckling. Hubungan keagenan atau agency relationship muncul ketika satu atau lebih individu (majikan) menggaji individu lain (agen atau karvawan) untuk bert indak atas namanya, iiicndclegasikan kekuasaan untuk mem1 kepulusan kepada agen alan karyawannya. Hubungan mi muncul an (1) pemegang saham dengan para manajer. (2) pemegang saham dengan kreditor.
Problem keagenan antara pernegang saham dengan manajer potensial terjadi bila manajementidak memiliki saham mavoritas perusahaan. Pemegang saham tentu menginginkan manajer bekerja dengan tujuan memaksimumkan kemakmuran pemegang saham. Sebaliknya, manajer perusahaan bisa saja hertindak tidak untuk memaksimumkan kemakmuran pemegang saham tetapi memaksimumkan kemakmuran mereka sendiri. Terjadilah coflict of interes. Untuk meyakinkan bahwa manajer bekerja sungguh sungguh untuk kepentingan pemegang saham, pemegang saham harus mengeluarkan hiaya yang disebut agency cost yang meliputi antara lain : pengeluaran untuk menonitor kegiatan manajer, pengeluaran untuk membuat suatu struktur organisasi yang meminimalkan tindakan—tindakan manajer yang tidak diinginkan, serta opportunity cost yang timbul akibat kondisi dimana manajer tidak dapat segera mengambil keputusan tanpa persetujuan pemegang saham.
Dalam hal ini dibutuhkan biaya yang mahal dan kurang efisien. Solusi yang lebih baik adalah memberi suatu paket kompensasi berupa gaji tetap ditambab bonus kepemilikan perusahaan (saham perusahaan) jika kinerja, mereka bagus. Agency problem antara pemegang saham dengan manajemen perusahaan dapat dikurangi dengan cara (1) kekhawatiran untuk di PHK karena kinerja yang dinilai kurang memuaskan, (2) ketakutan mengalami hostile take-over atau kondisi dimana perusahaan diambil alih secara paksa oleh pihak lain. Kondisi ini mungkin terjadi bila nilai peruashaan turun karena mis—management. Jika hostile take- over terjadi, hiasanya manajemen lama akan diganti karena dianggap sehagai sumber masalah.
Agency problem muncul
antara kreditor (pemberi hutang), misalnya pemegang obligasi perusahaan
dengan pemegang saham yang diwakili oleh manajemen perusahaan. Konflik muncul
jika (1) manajemen mengambil proyek-proyek yang risikonya lebih besar daripada
yang diperkirakan oleh kreditor, atau (2) perusahaan meningkatkan jumlah
hutang, hingga mencapai tingkatan yang lebih tinggi daripada yang diperkirakan
oleh kreditor. Kedua tindakan diatas akan meningkatkan risiko finansial
perusahaan, selanjutnya akan menurunkan nilai pasar hutang/obligasi perusahaan
yang belum jatuh tempo. Kreditor dirugikan jika perusahaan mengambit proyek
yang terlalu berisiko karena hal ini akan meningkatkan risiko kebangkrutan
perusahaan. Dilain pihak, jika proyek herisiko tinggi tersehut memberikan hasil
yang bagus.,kompensasi yang diterima kreditor (berupa bunga) tidak ikut naik.
Pada kondisi apapun bondholder akan kalah Kreditor rñèrnbuat rambu rambu bagi pihak debitur. Rambu rambu ini disebut covenant, disepakati bersama saat pinjaman diberikan Covenant dapat mengurangi problem antara bondholders dengan stockholders, namun ia membuat manajemen perusahaan kurang leluasa dan dapat dalam membuat keputusan bisnis yang penting.
Teori Informasi Tidak Simetris (Asymmetrc Information Theory).
Asymmetric information adalah kondisi dimana suatu pihak memiliki informasi yang lebih banyak daripada pihak lain. Misalnya, pihak manajemen perusahaan memiliki informasi yang lebih banyak dibandingkan dengan pihak investor di pasar modal. Asymmetric information memberikan efek yang nyata pada keputusan keuangan maupun pasar finansial. Asymmetric information dapat mengganggu fungsi pasar finansial sehingga harus dikurangi.
Bagaimana mengurangi tingkat asymmetric information ? penjual barns menagmbil tindakan yang memberl sinyal (signals) kepada calon pembeli.
Apa implikasi asymmetric information dan signaling terhadap manajemen keuangan ? Pembayaran dividen merupakan contoh klasik mengenai penyampaian informasi melalui signaling. Jika manajemen mengumumkan kenaikan yang nyata path jumlah dividen per lembar saham yang dibagikan, investor Scan menangkap ini sebagai sinyal bahwa kondisi keuangan perusahaan saat ini dan di masa mendatang relatif baik.
Pada kondisi apapun bondholder akan kalah Kreditor rñèrnbuat rambu rambu bagi pihak debitur. Rambu rambu ini disebut covenant, disepakati bersama saat pinjaman diberikan Covenant dapat mengurangi problem antara bondholders dengan stockholders, namun ia membuat manajemen perusahaan kurang leluasa dan dapat dalam membuat keputusan bisnis yang penting.
Teori Informasi Tidak Simetris (Asymmetrc Information Theory).
Asymmetric information adalah kondisi dimana suatu pihak memiliki informasi yang lebih banyak daripada pihak lain. Misalnya, pihak manajemen perusahaan memiliki informasi yang lebih banyak dibandingkan dengan pihak investor di pasar modal. Asymmetric information memberikan efek yang nyata pada keputusan keuangan maupun pasar finansial. Asymmetric information dapat mengganggu fungsi pasar finansial sehingga harus dikurangi.
Bagaimana mengurangi tingkat asymmetric information ? penjual barns menagmbil tindakan yang memberl sinyal (signals) kepada calon pembeli.
Apa implikasi asymmetric information dan signaling terhadap manajemen keuangan ? Pembayaran dividen merupakan contoh klasik mengenai penyampaian informasi melalui signaling. Jika manajemen mengumumkan kenaikan yang nyata path jumlah dividen per lembar saham yang dibagikan, investor Scan menangkap ini sebagai sinyal bahwa kondisi keuangan perusahaan saat ini dan di masa mendatang relatif baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar