Rabu, 04 Januari 2017

“PNS INGIN BERBISNIS ? MENGAPA TIDAK?”



                
Ingin tahu mengapa?   
Karena…..  Bisnis itu indah

                               
Oleh: Daryani,S.Pd
Guru Administrasi Perkantoran
SMK BATIK 2 SURAKARTA 

                                  A.   Pengertian Lingkungan Bisnis
Sebelum kita membahas lebih dalam tentang masalah-masalah  bisnis dan yang mempengaruhinya, kita tengok sebentar tentang pengertian Bisnis.Kita sudah sering mendengar istilah bisnis, atau malah kita sudah melakukan kegiatan yang beraroma bisnis. Sebenarnya apa sih yang dimaksud bisnis? Mari kita simak berikut ini.
Secara historis kata bisnis dari bahasa Inggris business, dari kata dasar busy yang berarti "sibuk" dalam konteks individu, komunitas, ataupun masyarakat. Dalam artian, sibuk mengerjakan aktivitas dan pekerjaan yang mendatangkan keuntungan. Sedangkan secara etimologi istilah bisnis yaitu keadaan seseorang atau sekelompok orang  sibuk melakukan pekerjaan yang dapat menghasilkan laba atau keuntungan. Adapun dalam ilmu ekonomi, bisnis adalah suatu organisasi yang menjual barang atau jasa kepada konsumen atau bisnis lainnya, untuk mendapatkan laba. Dalam dunia perekonomian, bisnis memiliki karakteristik atau cirri-ciri sebagai berikut:
 1 .    Berhubungan dengan lembaga, institusi atau organisasi social dan ekonomi
 2.    Berhubungan dengan berbagai barang dan jasa untuk pemenuhan kebutuhan manusia
 3.    Bertujuan mencari laba, profit  atau keuntungan
 4.    Mampu menentukan harga yang sesuai
      5. Mempunyai resiko mengalami kerugian
Ada tiga hal penting dalam dunia bisnis yaitu menghasilkan barang dan jasa, mencari keuntungan/laba, memaksimalkan kebutuhan konsumen. Menurut Musselman dan Jackson seorang ahli ekonomi bahwa bisnis merupakan aktivitas yang terorganisir dalam bidang perniagaan dan industry baik barang maupun jasa agar terpenuhi kebutuhan masyarakat serta dapat memperbaiki kualitas kehidupan masyarakat yang lebih baik.
Sedangkan pengertian lingkungan bisnis yaitu segala sesuatu yang mempengaruhi aktivitas bisnis dalam suatu lembaga organisasi atau perusahaan. Faktor-faktor yang mempengaruhi dalam berbisnis dibedakan menjadi 2 macam yaitu
1. Lingkungan Internal: Segala sesuatu di dalam organisasi/perusahaan yang mempengaruhi berjalannya organisasi/perusahaan. Lingkungan Internal dipengaruhi oleh:
1.1.     Man (tenaga kerja)
1.2.     Money ( modal)
1.3.     Material (bahan baku)
1.4.     Machine ( Peralatan/perlengkapan produksi)
1.5.     Methods ( Metode)
        Fungsi lingkungan internal untuk:       
a.    Menentukan Strength (kekuatan) perusahaan atau usaha
b.    Mengetahui Weakness (kelemahan) perusahaan atau usaha

2. Lingkungan Eksternal : Segala  sesuatu di luar batas-batas organisasi/perusahaan yang  bisa mempengaruhi berjalannya organisasi/perusahaan.
2.1 Lingkunga Mikro /lingkungan khusus: bagian lingkungan yang secara langsung  relevan bagi  perusahaan dalam mencapai tujuan dan merupakan sesuatu yang  khas untuk berubah sesuai kondisinya. Yang termasuk lingkunga mikro yaitu
     1)   Pemerintah
     2)   Pemegang Saham
     3)   Kreditor
     4)   Pesaing
     5)   Publik
     6)   Perantara
     7)   Pemasok
     8)   Konsumen

2.2 Lingkungan Makro / lingkungan umum. Perusahaan hanya dapat merespon  lingkungan di luar perusahaan disebut Lingkungan Makro. Adapun yang  mempengaruhi lingkunga makro yaitu
                                  a.    Lingkungan ekonomi
                                  b.    Lingkungan teknologi
                                  c.    Lingkungan politik dan hokum (pemerintah)
                                  d.    Lingkungan Sosial
                                  e.    Lingkungan global
                                  f.     Lingkungan bisnis
                                  g.    Teknologi dan Informasi
B. Lingkungan Pertumbuhan Ekonomi
Terdapat dua ukuran umum untuk mengukur pertumbuhan ekonomi adalah tingkat total produksi dari barang dan jasa dalam ekonomi (PDB) dan jumlah total pengeluaran (Agregat Pengeluaran). Produk Domestuk Bruto (PDB) merupakan nilai pasar total dari barang dan jasa final yang diproduksi dalam negri, sedangkan Agregat Pengeluaran merupakan jumlah total pengeluaran dalam ekonomi.
Indikator alternati dari pertumbuhan ekonomi adalah tingkat pengangguran. Indikator ini yang bermacam-macam sebaiknya dimonitor karena dapat memberikan indikasi perbaikan ekonomi. Empat tipe pengangguran yaitu :
a.     Pengangguran Friksi, orang yang menganggur karena menunggu pekerjaan satu ke pekerjaan yang lain.
b.     Pengangguran Siklis, orang yang menganggur karena kondisi ekonomi  sedang buruk.
c.      Pengangguran struktural, orang yang menganggur karena tidak mempunyai keterampilan yang cakap
d.      Pengangguran musiman, orang yang jasanya tidak diperluka dalam bberapa waktu (musim).
Dari keempat jenis pengangguran, tingkat pengangguran siklis mungkin sebgai indikator terbaik dari kondisi ekonomi, apabila pertumbuhan ekonomi tumbuh, bisnis akan mempekerjakan orang lebih banyak hingga pengangguran menurun. Banyak indikator lain dari pertumbuhan ekonomi seperti Indek Produk Industri, Permulaan perumahan baru dan tingkat pendapatan individu.
1.   Sentitivitas Perusahaan akan Pertumbuhan Ekonomi
Beberapa perusahaan lebih sensitif daripada yang lain terhadap kondisi ekonomi karena permintaan produk mereka juga lebih sensitif terhadap kondisi tersebut. Misalkan permintaan produk pangan tidak begitu sensitif terhadap kondisi ekonomi, karena orang masih membeli walaupun ekonominya lemah, lain halnya dengan permintaan barang kebutuhan skunder dan tersier.
2.    Inflasi
Inflasi adalah peningkatan tingkat hara umum dari barang dan jasa dalam periode waktu tertentu. Inflasi dapat mempengarui biaya operasi perusahaan yang menghasilkan produk karena naiknya biaya barang pasokan dan bahan baku. Gaji juga dapat dipengaruhi tingkat inflasi. Tingkat inflasi yang tinggi akan mengakibatkan lebih tingginya biaya produksi perusahaan, penerimaan perusahaan mungkin juga akan tinggi selama periode inflasi tinggi karena banyak perusahaan membebankan kepada harga yang lebih tingi sebagai konpensasi biaya mereka yang tinggi pula.

Terdapat dua tipe inflasi yaitu :
a.     Cos-push Inflation, merupakan situasi apabila produk diberi harga lebih  tinggi karena biaya yang 
dialami perusahaan juga besar.
b.       Deman-pull Inflation, merupaka situasi ababila harga barang dan jasa
            tertarik naik karena permintaan konsumen yan kuat.
Pertumbuhan ekonomi yang kuat dapat menekan upah maupun harga. Prtumbuhan ekonomi yang kuat berarti pengangguran lebih sedikit jadi ekerja dapat bernegosiasi untuk meminta upah lebih tinggi dan perusahaan cenderung menaikan harga produknya untuk menutup biaya yang lebih tinggi.
     3.    Tingkat Suku Bunga
Tingkat suku bunga mewakili biaya meminjam uang. Pelaku bisnis memonitor secara seksama tingkat suku bunga karena mereka menentukan jumlah pengeluaran yang harus ditanggung apabila meminjam uang.
Perubahan dalam tingkat suku bunga di pasar dapat mempengaruhi pengeluaran biaya bunga perusahaan karena bunga pinjaman yang diminta oleh bank komersial atau oleh kreditor lain untuk perusahaan adalah berdasarkan tingkat suku bunga di pasar.
Karena tingkat suku mempengaruhi biaya pendapatan beberapa proyek yang dipandang layak dalam periode suku bunga rendah, mungkin akan tidak layak dalam periode suku bunga tinggi. Maksudnya, proyek mungkin tidak akan cukup mengembalikan biaya pendanaanya. Sebagai konsekwensi perusahaan cenderung mengurangi tingkat ekspansi apabila suku bunga tinggi.
Dampak Tingkat Suku Bunga Pada Nilai Perusahaan, pada tingkat suku bunga rendah konsumen membeli produk dengan menggunakan dana pinjaman dengan biaya bunga rendah, sehingga permintaan untuk produk tersebut sangat kuat yang menimbulkan kinerja dan nilai perusahaan meningkat  secara subtansial (diukur dengan harga saham).
Lingkungan teknologi merupakan salah satu factor lingkungan yang paling cepat mengalami perubahan. Teknologi      merupakan kunci keseharian dalam bekerja, dalam penciptaan barang dan jasa. Banyak orang yang meyakini bahwa keunggulan daya saing melalui teknologi akan menjadi pendorong bagi organisasi di tahun yang akan datang, terbukti dengan maraknya bisnis on line  yang banyak meraup laba /
keuntungan. Bisnis ini tidak memandang status seseorang (man), asal ada kemauan dan keuletan, kita bisa berbisnis walau kita orang kantoran. Contoh dunia mode akhir-ahkir ini focus pada pakaian hijab yang modern tetapi tetap syariah. Nah dari situlah mengapa kita tidak mencoba untuk bisnis kecil-kecilan dulu dengan pengadaan baju-baju, hijab, secara on line.
         Sampai saat ini, konsep Kiyoshaki tentang pentingnya orang memasuki dunia bisnis masih dijadikan sumber inspirasi. Jutaan orang berhasil dirubah mindset-nya untuk segera meninggalkan dunia emplyoee (karyawan) menuju business owner. Menjadi orang yang hanya mengandalkan gaji bulanan(staf/pekerja/karyawan) di samping penghasilannya terbatas, tetapi juga kebebasannya terbatas: jadi budak uang (kalau tidak kerja tidak dibayar). Tidak hanya jadi budak uang, tetapi budak waktu (hari-harinya) dibelenggu oleh tumpukkan pekerjaan sehingga nyaris tidak ada waktu untuk pengembangan dirinya maupun untuk keluarga. Padahal, semua itu dapat diatasi dengan mudah bila kita mau sedikit merubah mindset dalam melihat uang. Bukan kita yang bekerja untuk uang, tapi uanglah yang bekerja untuk kita melalui investasi/usaha.
         Menjadi seorang karyawan, lanjut Kiyoshaki, artinya ia hidup dan bekerja untuk orang lain(pengusaha). Apa lagi kalau yang bersangkutan terlibat hutang kantor untuk keperluan konsumtif, keringat dan bahkan darah digadaikan pada majikan. Berbeda dengan kalau menjadi pengusaha/ bisnisman, kita mampu menghidupi orang lain, kita mampu mengendalikan orang lain sesuai dengan kemauan kita.
Menurut  mentor Entrepreneur University  alasan mengapa mereka berani keluar dari tempat kerjanya dan segera memulai bisnis. Bukan hanya karena panggilan jiwa, tetapi mereka melihat dunia kerja (swasta dan pemerintah) bak penjara yang kurang sehat, yang pengap lingkungan. Betapa tidak, hari-hari kerja selalu tidak lepas dari gosip, sikut-menyikut, kadang teman jadi lawan hanya karena jabatan. Payahnya lagi, bukannya belajar untuk mengukir prestasi tapi waktu demi waktu nyaris habis untuk ngrumpi, kalau tidak mempergunjing temannya, ya ganti pimpinannya. Kebiasaan hidup yang demikian hanya untuk memperbodoh diri.
Menurut saya, orang yang secara totalitas hidupnya hanya untuk tetap bertahan sebagai staf, karyawan (swasta atau pemerintah) tanpa ada usaha sampingan bisnis, suatu saat nanti (pada saat pensiun) akan mengalami tantangan hidup kritis. Tanpa persiapan sejak masih bekerja untuk membuka bisnis, masa pensiun bukannya masa yang menyenangkan seperti yang dibayangkan semula. Masa pensiun adalah masa kelam yang mengerikan. Saya melihat banyak orang pensiunan yang mengalami depresi, terkena post power syndrom, dan tanpa gairah hidup alias layu (cepat tua sekali) karena mereka kaget dengan kehidupan “barunya” dengan “njagakke” gaji  yang sudah terpotong. Berbeda dengan mereka yang sejak semula sudah mempersiapkan masa pensiunnya untuk bisnis, tetap terlihat segar dan energik, hidup penuh gairah di masa tua, karena ada aktivitas yaitu menjalankan bisnis di lingkungannya.
Kita perlu berpikir ulang bila totalitas hidup kita  hanya untuk perusahaan/kantor. Untuk berpikir ulang (khususnya karyawan kelas bawah) bila waktu senggangnya hanya habis untuk memanjakan diri.  Pertanyaan kritis yang perlu diajukan adalah :apakah perusahaan/kantor kita tengah memperiapkan secara sistematis untuk masa pensiun?Atau perusahaan kita hanya mengekspoitasi hidup kita sehingga kita  merasa “dipenjara” oleh pekerjaan lalu dicampakan begitu saja ketika usia pensiun?
Bila itu terjadi, kita pantas bersedih. Di usia pensiun mestinya tinggal menikmati hidup malah kesengsaraan yang terjadi: “dicampakan” dengan alasan sudah tidak produktif lagi. Maka agar yang demikian tidak terjadi, membangun sendiri kerajaan bisnis sejak dini jauh lebih rasional, kalau tidak ingin terlunta-lunta hidupnya di masa tua (pensiun). Sampai di sini perlu saya ingatkan lagi apa yang dikatakan oleh bahwa dunia kerja adalah dunia hidup untuk orang lain. Mereka bekerja di perusahaan swasta, hidupnya diabdikan untuk sang majikan: gaji dan pola hidup ditentukan oleh sang majikan; mereka yang bekerja di pemerintahan (PNS, pegawai negeri sipil) juga mengalami nasib yang sama:hidup untuk mengabdi, setelah tua silakan “kembali” ke rumah pribadi alias pensiun.
Jabatan struktural di swasta dan di pemerintahan memang menjanjikan. Paling tidak gajinya dari segi pendapatan dan fasilitas. Tetapi perlu diingat bahwa semua itu bukan milik kita. Jabatan dan fasilitasnya yang diterima adalah milik Pemilik Perusahaan dan milik publik bila kita bekerja di pemerintahan. Apa artinya? Artinya bahwa jabatan yang kita kejar dengan segala daya upaya itu sesungguhnya adalah milik orang lain. Pesan yang terkandung didalamnya adalah nasib kita ditentukan oleh pemilik perusahaan, sehinga kalau dipandang tidak cocok lagi, atau tidak produktif lagi kita diberhentikan (pensiun). Dan segera diganti oleh orang lain. Alangkah tragisnya hidup ini bila setelah bekerja keras, akhirnya hanya untuk orang lain.
Berbeda dengan bila Anda bangun usaha sendiri. Katakanlah mulai hari ini kita memulai bisnis, maka mulai hari ini juga kita sedang membangun sebuah “kerajaan” bisnis sendiri. Segala modal, pikiran, tenaga dan waktu kita curahkan untuk diri kita sendiri, demi impian kita sendiri. Bila berhasil nanti, semua jerih payah akan kita nikmati sampai anak cucu. Tidak ada yang berani memberhentikan kita , tak ada yang berani mencampakkan kita, kecuali kehendak Tuhan.
Bila karir di perusahaan/pemerintah ada batas-batasnya, kenapa kita tidak bangun bisnis sendiri? Bangun bisnis ibarat bangun “kerjaan” sendiri  dan indah masanya. Bisnis itu memang indah. 

 C. KESIMPULAN
Terakhir yang ingin saya sampaikan adalah, orang yang mempelajari ilmu kepemimpinan tidak akan menjadi pemimpin. Tapi, orang yang mencoba menjadi pemimpin, akan menjadi pemimpin. Demikian juga, orang yang mempelajari ilmu bisnis  tidak akan menjadi pebisnis. Tapi, orang yang mencoba berbisnis, akan menjadi orang pebisnis. Kalau orang lain bisa menjalankan ekonomi bisnis,  kenapa kita tidak? Yuuk, kita berbisnis! Mana semangatmu?! Ini Semangatku ! Bisnis oke ! Sukses Yes !!
 
Referensi :
1.      Supawi Pawenang,2016, Modul  Perkuliahan Lingkungan Ekonomi Bisnis, Surakarta:  
Program  Pascasarjana, UNIBA
 2.   Iskandar Putong, 2010, Buku Pengantar Ekonomi     
        Makro     MitraWacanamedia 
 3.   R Romadhoni - ‎2011 - Artikel Lingkungan Ekonomi Bisnis  
        Indonesia


1 komentar: