Jumat, 03 Februari 2017

PENGANTAR EKONOMI BISNIS KELAS X AP



BAB  I
Pengertian & Ruang Lingkup Ekonomi Manajerial
A.      Definisi Ekonomi Manajerial
§  Ekonomi Manajerial adalah “aplikasi teori ekonomi dan perangkat analisis ilmu keputusan untuk membahas bagaimana suatu organisasi dapat mencapai tujuan atau maksudnya dengan cara yang paling efisien”
§  Masalah Keputusan Manajemen timbul dalam organisasi apa saja:
1.       Profit Organization,
2.       Perusahaan Nirlaba (Rumah sakit atau Universitas) atau
3.       Badan Pemerintah
Tujuan dan Kendala bisa berbeda dari satu kasus ke kasus lain, tetapi proses dasar pengambilan keputusannya adalah sama
B.      Keterkaitan dengan Teori Ekonomi
Suatu organisasi dapat memecahkan masalah keputusan manajemennya dengan menerapkan teori ekonomi  dan perangkat ilmu keputusan
Teori Ekonomi:
a.       Ekonomi Mikro: Konsumen Individu, Pemilik sumber daya & Perusahaan Bisnis
b.      Ekonomi Makro: Output, Pendapatan, Pekerjaan, Konsumsi, Investasi, harga secara total & agregat -à secara keseluruhan
Terkait Dengan Modelà menerima teori atau model apabila dapat memprediksi secara tepat dan bila prediksi tsb logis sesuai asumsi yg dibuat


C.      Keterkaitan dengan Ilmu Keputusan
Ilmu Keputusan menggunakan perangkat matematika ekonomi dan ekonometri untuk membentuk dan mengestimasi model keputusan yang ditujukan untuk menentukan perilaku optimum perusahaan
a.       Matematika Ekonomi: untuk menformalkan  (menggambarkan dalam bentuk persamaan) model ekonomi yang dipostulatkan oleh teori ekonomi
b.      Ekonometri: Menerapkan peralatan statistik (analisis regresi) pada dunia nyata untuk mengestimasi model yang dipostulatkan oleh teori ekonomi dan untuk peramalan
D.      Keterkaitan dengan berbagai Area Fungsional Ilmu Administrasi Bisnis

§  Area Fungsional: Akuntansi, Keuangan, Pemasaran, Manajemen Sumber Daya Manusia dan Produksi
§  Ekonomi Manajerial mengintegrasikan teori ekonomi, ilmu pengambilan keputusan, dan area fungsional Bisnis untuk mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien
E.       Proses Pengambilan Keputusan Manajerial

F.       Teori Perusahaan
Perusahaan adalah suatu organisasi yang menggabungkan dan mengorganisasikan berbagai sumber daya dengan tujuan untuk memproduksi barang dan/atau jasa untuk dijual
Fungsi Perusahaan: Membeli sumber daya atau input berupa tenaga kerja, modal, dan bahan mentah untuk diubah menjadi barang dan jasa untuk dijual
Pemilik Sumber daya (Pekerja dan Pemilik Modal, tanah, dan bahan mentah) menggunakan pendapatan yang diperoleh dari penjualan jasa atau sumber daya untuk membeli barang dan jasa yang diproduksi oleh perusahaan

Tujuan dan Nilai Perusahaan







TR = Total Revenue/Pendapatan Total
TC = Total Cost/Biaya Total
TR tergantung pada Penjualan atau Permintaan atas output perusahaan
TC tergantung pada teknologi produksi dan harga sumber daya
Tingkat Diskonto r tergantung pada risiko yang diterima perusahaan dan biaya peminjaman dana

G.     Kendala-Kendala Dalam Operasi Perusahaan
Keterbatasan ketersediaan input-input penting
Kendala Hukum yang dihadapi perusahaan: upah minimum, standar kesehatan dan keselamatan, standar emisi polusi , UU pelarangan praktik bisnis yang tidak jujur
Keterbatasan Ruang pabrik atau gudang dan dana modal
OPTIMASI TERKENDALA: Perusahaan memaksimumkan kekayaan atau nilai perusahaan dengan mengatasi kendala-kendala yang dihadapi




H.      Keterbatasan Teori Perusahaan
§  Masalah Pemilik – Pengelola atau Masalah Prinsipal – Agen
§  Pengelola/Manajer bisa saja tertarik untuk memaksimumkan kepentingannya sendiri daripada kepentingan prinsipal (pemilik)
v  Masalah Pemuasan
Manajer kurang mampu untuk memaksimumkan laba tetappi hanya dapat berusaha untuk memuaskan beberapa tujuan dalam hal penjualan, pertumbuhan laba, pangsa pasar dan sebagainya….”Perusahaan lebih bersifat memuaskan, daripada memaksimumkan organisasi”

I.        Sifat & Fungsi Laba
1.       Laba Bisnis/Usaha (Business Profit)
Mengacu pada Pendapatan perusahaan dikurangi biaya eksplisit/biaya akuntansi perusahaan.
Biaya Eksplisit adalah biaya yang benar-benar dikeluarkan oleh perusahaan untuk membeli atau menyewa input yang dibutuhkan dalam produksi ie: Upah tenaga kerja, bunga modal, sewa tanah dan gedung, & pengeluaran bahan mentah

2.       Laba Ekonomi (Economic Profit)
Pendapatan perusahaan dikurangi dengan biaya eksplisit dan biaya implisit.
Biaya implisit: menagcu pada nilai input yang dimiliki perusahaan dan digunakan untuk proses produksinya sendiri ie:
a.       Gaji pengusaha yang dapt diperoleh bila ia bekerja untuk perusahaan lain
b.      Hasil yang dapat diperoleh perusahaan dari menginvestasikan modal dan menyewakan lahan dan input  lain milik perusahaan ke perusahaan lain

3.       Teori-Teori Laba
1.       Teori Laba Dalam Menghadapi Resiko
  Hasil diatas normal dibutuhkan oleh perusahaan untuk masuk dan bertahan dibeberapa bidang yang memiliki resiko diatas rata2 ie: eksplorasi minyak
2.       Teori Laba Karena Pergesekan
  Laba timbul akibaar pergesekan atau gangguan dari keseimbangan jangka panjang
3.       Teori Laba Monopoli
  Beberapa perusahaan dengan kekuatan monopoli dapat membatasi output dan mengenakan harga tinggi dibandingkan pada persaingan sempurna, dengan demikian menghasilkan laba
4.       Teori Laba Inovasi
  Laba adalah ganjaran dari pengenalan inovasi yang berhasil
5.       Teori Laba Efisiensi
  Perusahaan yang lebih efisien dari pada rata-rata perusahaan akan memperoleh laba diatas normal



4.       Fungsi Laba
Laba yang tinggi merupakan tanda bahwa konsumen menginginkan output industri lebih banyak
Untuk perusahaan yang efisiensinya diatas rata-rata merupan ganjaran dari efisiensi yang lebih besar tersebut
Laba memberikan sinyal yang penting untuk realokasi sumber daya yang dimiliki masyarakat sebagai perubahan selera &  permintaan sepanjang waktu

5.       Etika Bisnis & Globalisasi
Etika Bisnis: Prinsip, Nilai dan Kepercayaan yang mendefinisikan keputusan dan tindakan yang benar dan yang salah
Globalisasi: Perekonomian dunia dimana merupakan suatu sistem tunggal yang saling tergantung satu dengan yang lainnya

  TEORI PRINSIPAL   AGEN

I.                    INFORMASI TIDAK TEORI PRINSIPAL   AGEN  SIMETRIS
Pasar adalah tatanan spontan pertemuan permintaan dan penawaran
Neoklasik: asumsi pembeli dan penjual setara karena pertukaran dgn akses informasi yang sama
Dalam kenyataan posisi pembeli dan penjual tidak sama (penjual sering memiliki informasi lebih dibandingkan pembeli)
Fakta yang faktual ini dikenal dengan sebutan asymmetric information, yang sering terjadi pada banyak kasus kontrak dan transaksi . Informasi kemudian tidak gratis, tapi mempunyai nilai
Fakta ini melemahkan teori ekonomi neoklasik, melegitimasi pentingnya ekonomi kelembagaan.

Ekonomi noeklasi tidak memasukkan faktor kelembagaan, tetapi ekonomi kelembagaan justru menjadikannya faktor utama . Model informasi yang asimetri mempunyai asumsi bahwa setidaknya ada satu pihak di dalam transaksi tersebut memiliki informasi yang relevan, sementara pihak lainnya tidak
II.                  MASALAH PRINSIPAL AGEN
          Posisi kepemilikan informasi tidak sama, sehingga kedudukan tidak sama . Hubungan prinsipal agen adalah hubungan yang tidak setara . Agen memiliki informasi lebih banyak daripada prinsipal . Prinsipan mengalami masalah dalam menjaga agar agen bertindak atas namanya atau sesuai kontrak . Untuk mengatasi hal tersebut prinsipal mengeluarkan biaya sebagai insentif, biaya monitoring. Biaya untuk mencegah moral hazard.. Lihat kasus kredit Bimas . Lihat transformasinya pada kupedes. Kasus perilaku dalam ekonomi ini tidak dianalisa oleh ekonomi neoklasik . Hubungan kontrak atau transaksi yang melibatkan perilaku seperti ini rumit dan menimbulkan implikasi beban tambahan atau biaya
A.      Kasus Kredit Bimas
Kasus ini merupakan model kontrak yang menimbulkan moral hazard. Desain kontrak melalui campuran bisnis dan negara . Kasus kemacetan kredit sangat meluas (meskipun dampaknya pada program pangan dianggap berhasil). Desain kredit tidak berdasarkan pasar (supply leading)

B.      Kasus Kupedes
          Moral hazard yang meluas diperbaiki dengan melakukan desain kontrak yang murni pasar . Skema kredit tidak lagi melalui negara (gubernur, bupati, camat), tetapi skema kredit komersial dengan asas-asas bisnis murni . Prinsip dan pendekatan sesuai pasar (demand following). Kasus kredit macet sangat kecil (hanya 1-2 persen). Tetapi petani kelas bawah kurang terjangkau Masalah dan dilema hubungan prinsipal agen ini banyak ditemui dalam tata hubungan dan kontrak antara pemberi kerja dengan pekerjanya, hubungan perburuhan, dan masalah peraturan ketenagakerjaan.  Tidak hanya di tingkat bawah, masalah prinsipal agen juga ditemui di perusahaan besar dan perusahaan keuangan skala besar ketika menyewa eksekutif puncak, yang berperan sebagai nakhoda perusahaan milik prinsipal dan bertanggung terhadap keselamatan serta kemajuan perusahaan. Asumsi manusia adalah rasional dan self interested rational choice
Hubungan prinsipal agen tidak berbeda dengan asumsi ini. Dengan informasi asimetri prinsipal bisa menanggung resiko lebih besar dalam kontrak karena lebih sedikit memiliki informasi di lapangan

C.      BIAYA KEAGENAN
Yang sudah pasti dan umum terjadi, biaya agen muncul karena informasi asimetri
Biaya keagenan muncul dalam perusahaan ketika terjadi divergen tujuan antara manajemen dengan pemegang saham

III.                KONTRAK DAN KOMPENSASI
Informasi asimetri terkait dengan kelembagaan isu dan masalah kontrak kerja. Kontrak kerja dapat dilakukan dengan bantuan desain sistem insentif untuk mengatasi masalah informasi asimetri.  Pemberi kerja menghadapi masalah ttg perbedaan kinerja pekerja secara individu di perusahaan . Kemampuan pekerja utk tahu metode evaluasinya
Mekanisme perbedaan pemberian insentif bonus, efisiensi upah, dll

A.      Primary & Secondary Sector.
Pola hubungan kerja secondary sector: jangka pendek,  pekerjaan serabutan  Tidak ada promosi sistematis . Tingkat upah sesuai pasar saat itu .Pasokan tenaga kerja berlebih Mekanisme kontrak: salesmen menerima komisi dari jumlah yang dijualnya Pekerja operasional paberik menerima kontrak upah harian atau jam kerja Karyawan kantor menerima gaji bulanan sesuai kontraknya

B.      KOMPENSASI NON UANG Individu bisa bangga pada pekerjaannya.Sistem insentif non uang berperanan penting. Kasus ini terlihat dari upaya corporate culture Insentif non finansial juga untuk mengatasi masalah informasi asimetri

IV.                EVALUASI SUBYEKTIF-OBYEKTIF
A.      EVALUASI OBYEKTIF
Kinerja kontrak mutlak dievaluasi secara obyektif . Dilakukan dengan metode ilmiah biasa dan instrumen riset atau evaluasi. Hubungan kontrak dan perilaku serta implementasinya rumit sehingga dgn evaluasi lebih tergambar sederhana

B.      EVALUASI SUBYEKTIF
Evaluasi subyektif adalah pelengkap yang menyempurnakan. Pengalaman evaluator sebagai instrumen langsung . Ada subyektibitas pemahaman dan hubungan yang sudah berlangsung lama

V.                   STRUKTUR INSENTIF Metode turnamen . Kompensasi yang berbeda
A.                                    METODE TURNAMEN
Mengapa eksekutif puncak dibayar puluhan kali lebih besar dari karyawan bawah?. Jawabnya terletak pada teori turnamen ini . Pencapaian tinggi, insentif tinggi . Alasan populer:
          Pertama, cara pemberian insentif mudah
          Kedua, mengurangi favoritisme dan rent seeking
          Ketiga, struktur penghargaan sesuai usaha pencapaiannya
          Keempat, dipakai ketika mengukur produktivitas sulit

B.      KOMPENSASI BERBEDA
Pekerja senior dibayar lebih tinggi karena masa kerja dan loyalitas
Pekerja junior dibayar lebih rendah karena masih baru . Antara keduanya belum tentu yang senior lebih produktif dibandingkan dengan yang senior. Bahkan tidak sedikit dari yang muda justru berada pd produktivitas puncak, tp gaji lebih rendah.
FUNGSI  KEUANGAN
Fungsi Keuangan Manajemen keuangan menaruh perhatian besar pada pernyataan-pernyataan yang    dihadapi oleh semua unit usaha baik perusahaan yang bersifat profit motif maupun yang non profit motif tentang:
a.       Bagaimana aktiva yg diperlukan unt kelangsungan perusahaan dpt  diperoleh.
b.      Bagaiman aktiva yg diperoleh tsb dibiayai,menyangkut biaya & sumber dana  
c.       Bagaimana kombinasi sumber dana yang tepat dipertahankan untuk membiayai kegiatan perusahaan, hal ini menyangkut struktur modal.
d.      Apakah laba yang diperoleh dari operasi sebaiknya digunakan atau dibagikan, bagaimana kebijakan deviden yang optimal.
e.      Trade-Off antara risiko dan keuntungan yang diharapkan yang harus diperhatikan dalam keputusan manajemen keuangan.

Objective dari manajemen keuangan:
a.       Maksimal profit tidak tepat sbg pedoman dlm berbagai keputusan  keuangan:
1.       Maksimisasi profit tidak memperhatikan adanya dimensi waktu
2.       Termonologi profit memiliki pengertian ganda, disebabkan karena terdapat banyak definisi profit.
3.       Maksimisasi profit tidakmemperhatikan (mempertimbangkan) faktor risiko.
                                                  
b.      Maksimisasi kemakmuran pemegang saham adalah tujuan yang lebih tepat sebagai pedoman keputusan manajemen keuangan:
1.       Maksimisasi kemakmuran berarti memaksimumkan nilai sekarang semua   keuntungan di masa yang akan datang yang akan diterima oleh pemilik  perusahaan
2.       Kelebihan maksimisasi kemakmuran pemegang saham adalah bahwa  secara konseptual jelas sbg pedoman di dlm pengambilan keputusan, yang mempertimbangkan faktor risik
3.       Manajemen harus dapat menyeimbangkan kepentingan pemilik, kreditur      dan pihak lain yang berkaitan dengan perusahaan                                          
4.       Maksimisasi nilai lebih menekankan pada aliran kas daripada sekedar laba   bersih dalam pengertian akuntansi  

c.       Maksimisasi kemakmuran pernegang saham tidak mengingkari adanya social objectives dan kewajihan social. Tanggung jawab social adalah satu aspek penting dan goals               perusahaan.
1.      Keberhasilàn memaksimumkan nilai perusahaan akan memberikan  sumbangan yang berarti kepada lingkungan social secara keseluruha.
2.      Pengaruh (dampak) lingkungan eksternal seperti polusi, keselamatan kerja,  keamanan produk juga harus diperhitungkan.
3.      Kepekaan terhadap faktor ekstemnal merupakan salah satu syarat penting,  agar perusahaan tetap dapat mempertahankan kelangsungan    hidup
4.       Perusahaan harus dapat. memaksimumkan kemakmuran pemegang saham  dalam kendala legal dan social dan bertanggun jawab terhadap perubahan   lingkungan.

Adanya trade-off antara risiko dengan tingkat keuntungan
A. Profitabilitas dan risiko secara bersama2  akan mempengaruhi nilai  perusahaan (value of the  firm).
B. Profitabilitas dan
risiko kemudian ditentukan oleh keputusan yang berkaitan dengan skala   dipergunakan,  
     proporsi utang, posisi likuiditas dan sebagainya.
C. Secara umum keputusan yang meningkatkan profitabilitas juga akan
 meningkatkan risiko, sebaliknya  
     keputusan yang menurunkan. Risiko cenderung untuk mengurangi profitabilitas.          
 Seperti misalnya:
   1. Kenaikan kas yang ada cenderung akan mengurangi risiko, tetapi karena  kas bukan learning  
       assets, maka kas ini akan mengurangi profitabilitas
   2. Penambahan utang akan meningkatkau rate of return bagi pemegang  saham, tetapi akan  
       meningkatkan risiko finansial.
  D    Akhir manajemen keuangan harus mencoha mencari suatu keseimbangan antara profitabilitas dan risiko  
        yg  akan  meminimumkan nilai perusahaan

Prinsip-Prinsip Keuangan.
1. Prinsip “Self Interest Behavior”. Prinsip ini mengatakan ‘People act in  their own financial self interest”. Inti  
prinsip ini adalah orang Scan  memilih tindakan yang memberikan keuntungan   (secant keungan) yang    
terbaik bagi dirinya.
2. Prinsip “Risk Aversion”. Prinsip ini mengatakan “When all else is equal, people prefer higher return and  
lower risk”. inti prinsip ini adalah orang akan memilib alternatif dengan rasio keuntungan  (return) dan  
risiko (risk) terbesar. Prinsip ini juga mengasumsikan bahwa orang dikategorikan  sebagal risk-averse  
atau enggan terhadap risiko. Lawan risk-averse adalah   risk-seeking atau  risk-lover.
3. Prinsip “Diversification”. Prinsip ini mengatakan “DiversificAtion is beneficial”. Prinsip ini mengajarkan  
bahwa tindakan diversitikasi adalah menguntungkan krn dapat meningkatkan rasio antara keuntungan  
dan risiko.
4. Prinsip “Two Sided Transactions”. Prinsip ini mengatakan “Each financial transaction has at least two  
sides”. Dalam mempelajari dan membuat keputusan kita tidak hanya melihat dari sisi kita, tetapi              juga  
mencoba melihat dari sisi lawan transaksi kita.
5. Prinsip “Incremental benefit”. Prinsip ini mengatakan “Financial Decisions are based on incremental bene  
Prinsip ini mengajarkan bahwa keputusan keuangan harus didasarkan pada selisih antara nilai dengan  
suatu alternatif dan nilai tanpa alternatif tersebut. Incremental dapat diterjemahkan sebagai tambahan.  
Incremental benefit adalah keuntungan tambahan yang harus  dibandingkan dengan incremental cost  
atau biaya tambahan.
6. Prinsip “Signaling”. Prinsip ini mengatakan “Actions convey infonnation”. Prinsip mi mengajarkan bahwa  
setiap tindakan mengandung infonnasi. Misalnya. tindakan suatu perusahaan menaikkan pembayaran  
dividen per lembar stiham dãpat dipandang oleb investor sebagal perusahaan memiliki keyakinan yg  
tinggi pada kondisi keuangan perusahaan di masa niendatang. Prinsip “Capita’ market efficiency”.
7. Prinsip ini mengatakan capital markel. are efficient. Pasar modal yang efisien adalah pasar modal yg harga  
aktiva finansial yang diper mencerminkan seluruh informasi yang ada dan dapat menyesuaikan secara  
cepat terhadap informasi haru. Jadi yang dimaksud efisien disini adalah   perusahaan (firm size peralatan  
yang  efisien secara informasi. Agar pasar modal dapat efisien secara informasi, pasar  modal tersebut  
harus efisien secara operasi (operational efficiency), misalnya kemudahan dalam ber sekuritas.
8. Prinsip “Risk-Return Trade-off’.. Prinsip ini mengatakan There is a trade off between risk and return”.  
Orang menyukai keuntungan tinggi dengan risiko rendah (prinsip Risk aversion). Kondisi liiL&h return,  
low risk ini tidak akan tcrcapai karena semua orang menginginkannya. Prinsip ini mengalakan jika anda menginginkan keuntungan besar, hersiaplah untuk menanggung risiko yg besar pula atau high risk, high return

9. Prinsip “Option. Prinsip ini mengatakan “Option is valuable”. Option adalah suatu hak tanpa kewajiban untuk melakukan sesuatu. Prinsip option ini menjadi dasar pengembangan sekuritas turunan (derivative security) option yang berguna untuk melakukan hedging (tindakan pengurangan risiko). Disamping itu, prinsip option ini banyak membantu dalam menganalisa dan memahami pengambilan keputusan keuangan.

10.Prins “Time Value of Money”Prinsip ini mengatakan “Time has a time value”.
Evolusi Teori Keuangan

Konsep Pasar Modal Sempurna (Perfect Capital Markets)
Pasar modal sempuma memiliki karakteristik sebagai berikut :
(1) tidak ada biaya transaksi, (2) tidak ada pajak, (3) ada cukup banyak pembeli dan penjual (4) haik individu maupun perusahaan memiliki kemampuan yang sama dalam akses ke pasar, (5) tidak ada biaya informasi sehingga setiap orang memiliki informasi yang sama, (6) setiap orang memiliki harapan yang sama, (7) tidak ada biaya yang, berhubungan dengan hal kesulitan keuangan.

Analisis Arus Kas Yang Didiskonto ( Flow Analysis)
John Burr Williams yang mula mula mengembangkan konsep in serta Myron J Gordon yang pertama kali menerapkan analisis DCF dalam pembuatan keputusan keuangan (terutama dalam topik biaya modal. Konsep dasar DCP ada pada nilai waktu uang (time value of money). Rupiah yang diterima hari ini akan lebih bernilai dibanding jika ia diterima di masa datang.

Icon Struktur Modal dun Modigliani dan MiLler (CapitaL Structure Theory)
          Pada tahun 1958, Franco Modigliani dan Merton Miller (MM) mempublikasikan salah satu teori keuangan modern yang paling mengejutkan mercka menyimpulkan bahwa nilai suatu perusahaan semata mata tergantung pada anus penghasilan di masa mendatang (future earning stream), dan oleb karena itu nilainya tidaktergantung pada struktur modal. MM menggunakan asumsi yang sangat ketat, termasuk asumsi pasar modal sempurna, karena salah satu asumsi penting adalah tidak adanya pajak, model ini seriing disebut model MM — tampa pajak.
          Pada tahun 1963, MM mempublikasikan paper kedua mengenai teori struktur modal. Mereka menghilangkan asumsi tentang ketiadaan pajak. Dengan adanya pajak penghasilan perusahaan, butting dapat menghemat pajak yang dibayar (karena butting men imbulkan pembayaran bunga yang mengurangi jumlah penghasilan yang térkena pajak), sehingga nilai perusahaan bertambah. Hubungan jumlah hutang dengan nilai perusahaan adalah positif: semakin besar hutang, semakin tinggi nilai perusahaan. Model ini disebut dengan model MM pajak. Model MM-Dengan pajak melupakan satu hal : semakin besar hutang semakmn besar kemungkinan perusabaan akan mengalami kesulitan keuangan (financial distress). Ada usaha untuk memperbaiki modelMM tersebut dengan memperhitungkan faktor hiaya financial distress. Model perbaikan ini sering disebut tax savings-Financial costs trade-off theory karena hutang menghasilkan penghematan pajak namun juga, menimbulkan biaya kesulitan keuangau. Model MM yang dimoditikasi mengajarkan (1) herhutang sejumlah tertentu itu baik, (2) berhutang terlalu banyak tiidak baik dan (3) ada jumlah hutang yang optimal untuk setiap perusahaan.

Teori Dividen dari Modigliani dan Miller (Deviden Theory)
          Modigliani dan Miller juga menganalisis dampak kebijakan. dividen terhadap nilai perusahaan. Selain asumsi pasar modal sempurna, dimasukkan pula asumsi (1) kebijakan penganggaran modal perusahaan tidak dipengãruhi oleh kebijakan. dividen, (2) semua investor berperilaku rasional. Mereka menyimpulkan bahwa kebijakan dividen tidak mempengaruhi nilai perusahaan.
          Jika digabung, teori struktur model MM—tanpa pajak dan Teori dividen tidak relevan dan MM memberikan implikasi yang nyata bagi manajer keuangan. Jika pasar modal sempurna, nilai perusahaan semata mata tergantung pada keputusan penganggaran modal karena keputusan ini menentukan arus kas operasi dimasa mendatang serta risiko arus kas tersebut. Bagaimana perusahaan memperoleh modal (keputusan pendanaan) serta hagaimana penghasilan dibagikan (keputusan dividen) tidak menentukan nilai perusahaan. Pada praktiknya kebijakan struktur modal maupun kebijakan dividen diyakini tetap membawa dampak pada nilai perusahaan.

Teori Portfolio dan Capital Asset Pricing Model (CAPM)
          Teori porthfolio ini adalah Harry Markowitz. Teori ini adalah nisiko dapat dikurangi dengan cara mengkombinasi beberapa jenis aktiva herisio daripada hanva memegang salah satu jenis aktiva saja. Implikasi dan teori in adalah (1) investor harus membentuk portfolio (melakukan diversilikasi) untuk mengurangi risiko. dan (2) risiko dari suatu aktiva individu harus diukur herdasarkan kontribusinya kepada nisiko suatu portfolio yang terdiversifikasikan dengan baik.
          Capital Asset Pricing Model, dikeinbangkan oleh William Sharpe, John Lintner dan Jan moissin secara terpisah, menunjukkan bahwa tingkat keuntungan yang disyaratkan pada suatu aktiva berisiko, merupakan fungsi dan tiga faktor (1) tingkat keuntungan bebas risiko, (2) tingkat keuntungan yang disyaratkan pada portfolio dengan risiko rata rata (market portfolio), dan (3) volatilitas tingkat keuntungan aktiva berisiko tersebut terhadap tingkat keuntungan market portfolio. CAPM didasarkan pada asumsi pasar modal sempurna ditambah beberapa asumsi lainnya. CA PM memberikan impilikasi nyata pada penentuan biaya modal perusahaan serta penentuan tingkal keuntungan yang disyaratkan ada suatu proyek individu dalam perusahaan.

Teori Penentuan Harga Option (Option Princing Theory)
Suatu model formal untuk menentukan harga option baru muncul pada tahun (973. Fisher Black dan Myron Scholes mempublikasikan Black Scholes Option Pricing Model (OPM).
Teori ini menawarkan suatu model penilaian harga atau premi call dan put option. implikási dan teori ini adalah berkembang pasar untuk option, terutama option pada aktiva finansal. Teori ini juga membantu memahami penilaian sekuritas yang memiliki sifat option seperti warrant dan obligasi konversi.

Hipotesis Pasar Efisien (Efficient Market Hypothesis)
Efficient Market Hypothesis (EMH) yang dikemukakan oleh Eugene F. Fama. Terminologi efisien disini merujuk pada efisien secara informasi (informationally efficient). Teori ini mengatakan jika pasar efisien maka harga merefleksikan seluruh informasi yang ada. Ironisnya pasar dapat efisien jika sejumlah hesar orang percaya bahwa pasar tidak ada efisien, sehingga mendorong mereka untuk mencari keuntungan diatas selayaknya (excess return atau abnormal return).
          Empat kondisi yang diperlukan agar suatu pasar efisisen secara informasional : (1) tidak ada biaya untuk informasi dan informasi tersedia untuk semua pesertu pasar pada waktu yang sama, (2) tidak ada hiaya transaksi, pajak dan kendala perdagangan lainnya. (3) seorang pemodal atau instituri tidak dapat mempengaruhi harga dan (4) semua peserta pasar adalah rasional.
          Keempat kondisi tersebut tidak terdapat pada dunia nyata. Perlu dibedakan antara pasar yang (1) perfectly informationally dan (2) economically informationafly efficient. Pasar-pasar yang perfectly efficient, yakni yang memenuhi keempat kondisi diatas, harga selalu merefleksikan semua infonnasi yang diketahui, harp Scan menyesuaikan diri dengan informasi baru secara cepat dan excess return hanya bisa diperoleh karena keberuntungan. Pasar yang economically efficient, harga tidak menyesualkan diri dengan informasi baru secara cepat namun excess profit tetap tidak dapat diperoleh setelah keuntungan dikurangi dengan biaya informasi dan transaksi. Pasar efisien dibagi menjadi tiga bentuk : kuat (strong-form), setengah kuat (semi-sfrong form) dan Lemah (weak form). Pasar modal dikatakan efisien bentük lemah jika harga sekunitas mengekspresikan seluruh informasi harga di masa lalu, sehingga upaya investor untuk memperoleh excess return dengan memanfaatkan data harga di masa lalu adalab sia sia,

Efisien bentuk setengah kuat terjadi bila harga sekuritas mencerminkan informasi harga histories plus informasi yang tersedia bagi publik (misalnya laporan keuangan, berita keuangan dan bisnis di media massa, dsb).
          Efisien bentuk kuat terjadi bila harga sekuritas mengekpresiknn selurub informasi yang ada, baik harga sekuritas di masa lalu, informasi yang tersedia bagi publilç maupun informasi yang bersifat private. Moral dari teori ini adalab jika pasar relatif efisien, sekuritas telah dihargai secara benat, tidak akan terdapat sekuritas yang undervalued atau overvalued. Investor tidak dapat memperoleh keuntungan di atas yang seharusnya (abnormal return).

          Konsep EMH berhubungan langsung dengan konsep Risk-return trade-off Jika pasar efisien dalam bentuk setengak kuat harga merefleksikan seluruh informsi publik sehingga sekuritas telah dihargai secara benar sehingga tidak Scan ada excess return. Jika ada sektritas yang berbeda tingkat keuntungannya, hal tersebut semata mata disebabkan oleh tingkat risiko yang herheda. Transaksi yang terjadi pada pasar efisien memiliki nilai sekarang bersi sebesar nol.
          Konsep EMH dan risk return trade off memberikan implikasi penting pada investor maupun manajer keuangan. Bagi investor, EMH menyarankan hahwa strategi yang optimal adalah (1) menentukan tingkat risiko yang sesuai, (2) menciptakan suatu portfolio yang terdiversifikasi dengan baik yang memiliki tingkat risiko sehesar yang telah dipilih, (3) rneminirnumkan biaya transaksi dengan strategi beli-siinpan. Bagi manajer keuangan,EMH menyarankan bahwa nilai perusahaan tidak dapat ditingkatkan melalui transaksi pasar keuangan (karena pasar modal efisien sehingga NPV transaksinyn adalah nol). Nilai perusahaan hanya dapat ditingkatkan melalui transaksi.

Teori_Keagenan (Agency Theory)
          Teori keagenan pada manajemen keuangan diajukan oleh Michael C Jensen dan William H Meckling. Hubungan keagenan atau agency relationship muncul ketika satu atau lebih individu (majikan) menggaji individu lain (agen atau karvawan) untuk bert indak atas namanya, iiicndclegasikan kekuasaan untuk mem1 kepulusan kepada agen alan karyawannya. Hubungan mi muncul an (1) pemegang saham dengan para manajer. (2) pemegang saham dengan kreditor.
          Problem keagenan antara pernegang saham dengan manajer potensial terjadi bila manajementidak memiliki saham mavoritas perusahaan. Pemegang saham tentu menginginkan manajer bekerja dengan tujuan memaksimumkan kemakmuran pemegang saham. Sebaliknya, manajer perusahaan bisa saja hertindak tidak untuk memaksimumkan kemakmuran pemegang saham tetapi memaksimumkan kemakmuran mereka sendiri. Terjadilah coflict of interes. Untuk meyakinkan bahwa manajer bekerja sungguh sungguh untuk kepentingan pemegang saham, pemegang saham harus mengeluarkan hiaya yang disebut agency cost yang meliputi antara lain : pengeluaran untuk menonitor kegiatan manajer, pengeluaran untuk membuat suatu struktur organisasi yang meminimalkan tindakan—tindakan manajer yang tidak diinginkan, serta opportunity cost yang timbul akibat kondisi dimana manajer tidak dapat segera mengambil keputusan tanpa persetujuan pemegang saham.
          Dalam hal ini dibutuhkan biaya yang mahal dan kurang efisien. Solusi yang lebih baik adalah memberi suatu paket kompensasi berupa gaji tetap ditambab bonus kepemilikan perusahaan (saham perusahaan) jika kinerja, mereka bagus. Agency problem antara pemegang saham dengan manajemen perusahaan dapat dikurangi dengan cara (1) kekhawatiran untuk di PHK karena kinerja yang dinilai kurang memuaskan, (2) ketakutan mengalami hostile take-over atau kondisi dimana perusahaan diambil alih secara paksa oleh pihak lain. Kondisi ini mungkin terjadi bila nilai peruashaan turun karena mis—management. Jika hostile take- over terjadi, hiasanya manajemen lama akan diganti karena dianggap sehagai sumber masalah.

Agency problem muncul antara kreditor (pemberi hutang), misalnya pemegang obligasi perusahaan dengan pemegang saham yang diwakili oleh manajemen perusahaan. Konflik muncul jika (1) manajemen mengambil proyek-proyek yang risikonya lebih besar daripada yang diperkirakan oleh kreditor, atau (2) perusahaan meningkatkan jumlah hutang, hingga mencapai tingkatan yang lebih tinggi daripada yang diperkirakan oleh kreditor. Kedua tindakan diatas akan meningkatkan risiko finansial perusahaan, selanjutnya akan menurunkan nilai pasar hutang/obligasi perusahaan yang belum jatuh tempo. Kreditor dirugikan jika perusahaan mengambit proyek yang terlalu berisiko karena hal ini akan meningkatkan risiko kebangkrutan perusahaan. Dilain pihak, jika proyek herisiko tinggi tersehut memberikan hasil yang bagus.,kompensasi yang diterima kreditor (berupa bunga) tidak ikut naik.
          Pada kondisi apapun bondholder akan kalah Kreditor rñèrnbuat rambu rambu bagi pihak debitur. Rambu rambu ini disebut covenant, disepakati bersama saat pinjaman diberikan Covenant dapat mengurangi problem antara bondholders dengan stockholders, namun ia membuat manajemen perusahaan kurang leluasa dan dapat dalam membuat keputusan bisnis yang penting.

Teori Informasi Tidak Simetris (Asymmetrc Information Theory).
          Asymmetric information adalah kondisi dimana suatu pihak memiliki informasi yang lebih banyak daripada pihak lain. Misalnya, pihak manajemen perusahaan memiliki informasi yang lebih banyak dibandingkan dengan pihak investor di pasar modal. Asymmetric information memberikan efek yang nyata pada keputusan keuangan maupun pasar finansial. Asymmetric information dapat mengganggu fungsi pasar finansial sehingga harus dikurangi.
          Bagaimana mengurangi tingkat asymmetric information ? penjual barns menagmbil tindakan yang memberl sinyal (signals) kepada calon pembeli.
Apa implikasi asymmetric information dan signaling terhadap manajemen keuangan ? Pembayaran dividen merupakan contoh klasik mengenai penyampaian informasi melalui signaling. Jika manajemen mengumumkan kenaikan yang nyata path jumlah dividen per lembar saham yang dibagikan, investor Scan menangkap ini sebagai sinyal bahwa kondisi keuangan perusahaan saat ini dan di masa mendatang relatif baik.