|
Karena….. Bisnis
itu indah
Oleh: Daryani,S.Pd
Guru Administrasi Perkantoran
SMK BATIK 2 SURAKARTA
A. Pengertian
Lingkungan Bisnis
Sebelum kita membahas
lebih dalam tentang masalah-masalah
bisnis dan yang mempengaruhinya, kita tengok sebentar tentang pengertian
Bisnis.Kita sudah sering mendengar istilah bisnis, atau malah kita sudah
melakukan kegiatan yang beraroma bisnis. Sebenarnya apa sih yang dimaksud
bisnis? Mari kita simak berikut ini.
Secara historis kata bisnis dari bahasa
Inggris business,
dari kata dasar busy yang berarti "sibuk" dalam konteks
individu, komunitas, ataupun masyarakat. Dalam artian, sibuk mengerjakan
aktivitas dan pekerjaan yang mendatangkan keuntungan. Sedangkan secara
etimologi istilah bisnis yaitu keadaan seseorang atau sekelompok orang sibuk melakukan pekerjaan yang dapat
menghasilkan laba atau keuntungan. Adapun dalam ilmu
ekonomi, bisnis
adalah suatu organisasi yang menjual barang atau jasa kepada konsumen atau bisnis lainnya, untuk
mendapatkan laba.
Dalam dunia perekonomian,
bisnis memiliki karakteristik atau cirri-ciri sebagai berikut:
1 . Berhubungan dengan lembaga, institusi
atau organisasi social dan ekonomi
2. Berhubungan dengan berbagai barang
dan jasa untuk pemenuhan kebutuhan manusia
3. Bertujuan mencari laba, profit atau keuntungan
4. Mampu menentukan harga yang sesuai
5. Mempunyai resiko mengalami kerugian
Ada tiga hal penting dalam dunia
bisnis yaitu menghasilkan barang dan jasa, mencari keuntungan/laba, memaksimalkan
kebutuhan konsumen. Menurut Musselman dan Jackson seorang ahli ekonomi
bahwa bisnis merupakan aktivitas yang terorganisir dalam bidang perniagaan dan
industry baik barang maupun jasa agar terpenuhi kebutuhan masyarakat serta
dapat memperbaiki kualitas kehidupan masyarakat yang lebih baik.
Sedangkan pengertian lingkungan
bisnis yaitu segala sesuatu yang mempengaruhi aktivitas bisnis dalam suatu
lembaga organisasi atau perusahaan. Faktor-faktor yang mempengaruhi dalam
berbisnis dibedakan menjadi 2 macam yaitu
L 1. Lingkungan
Internal: Segala sesuatu di dalam organisasi/perusahaan yang mempengaruhi
berjalannya organisasi/perusahaan. Lingkungan Internal dipengaruhi oleh:
1.1. Man (tenaga kerja)
1.2. Money ( modal)
1.3. Material (bahan baku)
1.4. Machine ( Peralatan/perlengkapan
produksi)
1.5.
Methods
( Metode)
Fungsi lingkungan internal untuk:
a.
Menentukan
Strength (kekuatan) perusahaan atau usaha
b.
Mengetahui
Weakness (kelemahan) perusahaan atau usaha
2.1 Lingkunga Mikro /lingkungan
khusus: bagian lingkungan yang secara langsung
relevan bagi perusahaan dalam mencapai tujuan dan merupakan sesuatu yang khas untuk berubah sesuai kondisinya. Yang termasuk lingkunga mikro yaitu
1) Pemerintah
2) Pemegang Saham
3) Kreditor
4) Pesaing
5) Publik
6) Perantara
7) Pemasok
8) Konsumen
2.2 Lingkungan Makro / lingkungan
umum. Perusahaan hanya dapat merespon
lingkungan di luar perusahaan disebut Lingkungan Makro. Adapun yang mempengaruhi lingkunga makro yaitu
a. Lingkungan ekonomi
b. Lingkungan teknologi
c. Lingkungan politik dan hokum
(pemerintah)
d. Lingkungan Sosial
e. Lingkungan global
f. Lingkungan bisnis
g. Teknologi dan Informasi
B. Lingkungan Pertumbuhan Ekonomi
Terdapat dua ukuran umum untuk
mengukur pertumbuhan ekonomi adalah tingkat total produksi dari barang dan jasa
dalam ekonomi (PDB) dan jumlah total pengeluaran (Agregat Pengeluaran). Produk
Domestuk Bruto (PDB) merupakan nilai pasar total dari barang dan jasa final
yang diproduksi dalam negri, sedangkan Agregat Pengeluaran merupakan jumlah
total pengeluaran dalam ekonomi.
Indikator alternati dari pertumbuhan
ekonomi adalah tingkat pengangguran. Indikator ini yang bermacam-macam
sebaiknya dimonitor karena dapat memberikan indikasi perbaikan ekonomi. Empat
tipe pengangguran yaitu :
a.
Pengangguran Friksi,
orang yang menganggur karena menunggu pekerjaan satu ke pekerjaan yang lain.
b.
Pengangguran Siklis,
orang yang menganggur karena kondisi ekonomi
sedang buruk.
c.
Pengangguran struktural,
orang yang menganggur karena tidak mempunyai keterampilan yang cakap
d.
Pengangguran
musiman, orang yang jasanya tidak diperluka dalam bberapa waktu (musim).
Dari keempat jenis pengangguran,
tingkat pengangguran siklis mungkin sebgai indikator terbaik dari kondisi
ekonomi, apabila pertumbuhan ekonomi tumbuh, bisnis akan mempekerjakan orang
lebih banyak hingga pengangguran menurun. Banyak
indikator lain dari pertumbuhan ekonomi seperti Indek Produk Industri,
Permulaan perumahan baru dan tingkat pendapatan individu.
1. Sentitivitas Perusahaan akan
Pertumbuhan Ekonomi
Beberapa
perusahaan lebih sensitif daripada yang lain terhadap kondisi ekonomi karena
permintaan produk mereka juga lebih sensitif terhadap kondisi tersebut.
Misalkan permintaan produk pangan tidak begitu sensitif terhadap kondisi
ekonomi, karena orang masih membeli walaupun ekonominya lemah, lain halnya
dengan permintaan barang kebutuhan skunder dan tersier.
2. Inflasi
Inflasi adalah peningkatan tingkat
hara umum dari barang dan jasa dalam periode waktu tertentu. Inflasi dapat
mempengarui biaya operasi perusahaan yang menghasilkan produk karena naiknya
biaya barang pasokan dan bahan baku. Gaji juga dapat dipengaruhi tingkat
inflasi. Tingkat inflasi yang tinggi akan mengakibatkan lebih tingginya biaya
produksi perusahaan, penerimaan perusahaan mungkin juga akan tinggi selama
periode inflasi tinggi karena banyak perusahaan membebankan kepada harga yang
lebih tingi sebagai konpensasi biaya mereka yang tinggi pula.
Terdapat dua tipe inflasi yaitu :
a.
Cos-push
Inflation,
merupakan situasi apabila produk diberi harga lebih tinggi karena biaya yang
dialami
perusahaan juga besar.
b. Deman-pull Inflation, merupaka situasi ababila harga barang
dan jasa
tertarik naik karena permintaan
konsumen yan kuat.
Pertumbuhan ekonomi yang kuat dapat
menekan upah maupun harga. Prtumbuhan ekonomi yang kuat berarti pengangguran
lebih sedikit jadi ekerja dapat bernegosiasi untuk meminta upah lebih tinggi
dan perusahaan cenderung menaikan harga produknya untuk menutup biaya yang
lebih tinggi.
3. Tingkat
Suku Bunga
Tingkat suku bunga mewakili biaya
meminjam uang. Pelaku bisnis memonitor secara seksama tingkat suku bunga karena
mereka menentukan jumlah pengeluaran yang harus ditanggung apabila meminjam
uang.
Perubahan dalam tingkat suku bunga di
pasar dapat mempengaruhi pengeluaran biaya bunga perusahaan karena bunga
pinjaman yang diminta oleh bank komersial atau oleh kreditor lain untuk
perusahaan adalah berdasarkan tingkat suku bunga di pasar.
Karena
tingkat suku mempengaruhi biaya pendapatan beberapa proyek yang dipandang layak
dalam periode suku bunga rendah, mungkin akan tidak layak dalam periode suku
bunga tinggi. Maksudnya, proyek mungkin tidak akan cukup mengembalikan biaya
pendanaanya. Sebagai konsekwensi perusahaan cenderung mengurangi tingkat
ekspansi apabila suku bunga tinggi.
Dampak Tingkat Suku Bunga Pada Nilai
Perusahaan, pada tingkat suku bunga rendah konsumen membeli produk
dengan menggunakan dana pinjaman dengan biaya bunga rendah, sehingga permintaan
untuk produk tersebut sangat kuat yang menimbulkan kinerja dan nilai perusahaan
meningkat secara subtansial (diukur dengan harga saham).
Lingkungan teknologi merupakan salah
satu factor lingkungan yang paling cepat mengalami perubahan. Teknologi merupakan kunci keseharian dalam bekerja,
dalam penciptaan barang dan jasa. Banyak orang yang meyakini bahwa keunggulan
daya saing melalui teknologi akan menjadi pendorong bagi organisasi di tahun
yang akan datang, terbukti dengan maraknya bisnis on line yang banyak meraup laba /
keuntungan. Bisnis ini tidak
memandang status seseorang (man), asal ada kemauan dan keuletan, kita bisa
berbisnis walau kita orang kantoran. Contoh dunia mode akhir-ahkir ini focus
pada pakaian hijab yang modern tetapi tetap syariah. Nah dari situlah mengapa
kita tidak mencoba untuk bisnis kecil-kecilan dulu dengan pengadaan baju-baju,
hijab, secara on line.
Sampai saat ini, konsep Kiyoshaki
tentang pentingnya orang memasuki dunia bisnis masih dijadikan sumber
inspirasi. Jutaan orang berhasil dirubah mindset-nya untuk segera meninggalkan
dunia emplyoee (karyawan) menuju business owner. Menjadi orang yang hanya
mengandalkan gaji bulanan(staf/pekerja/karyawan)
di samping penghasilannya
terbatas, tetapi juga kebebasannya terbatas: jadi budak uang (kalau tidak kerja tidak dibayar).
Tidak hanya jadi budak uang, tetapi budak waktu (hari-harinya) dibelenggu
oleh tumpukkan pekerjaan sehingga nyaris tidak ada waktu untuk pengembangan dirinya maupun untuk keluarga.
Padahal, semua itu dapat diatasi dengan mudah bila kita mau sedikit merubah mindset dalam
melihat uang. Bukan kita yang bekerja untuk uang, tapi uanglah yang bekerja untuk kita melalui investasi/usaha.
Menjadi seorang karyawan, lanjut
Kiyoshaki, artinya ia hidup dan bekerja untuk orang lain(pengusaha). Apa lagi
kalau yang bersangkutan terlibat hutang kantor untuk keperluan konsumtif,
keringat dan bahkan darah digadaikan pada majikan. Berbeda dengan kalau menjadi
pengusaha/ bisnisman, kita mampu menghidupi orang lain, kita mampu
mengendalikan orang lain sesuai dengan kemauan kita.
Menurut mentor Entrepreneur University alasan mengapa mereka berani keluar dari
tempat kerjanya dan segera memulai bisnis. Bukan hanya karena panggilan jiwa,
tetapi mereka melihat dunia kerja (swasta dan pemerintah) bak penjara yang
kurang sehat, yang pengap lingkungan. Betapa tidak, hari-hari kerja selalu
tidak lepas dari gosip, sikut-menyikut, kadang teman jadi lawan hanya karena
jabatan. Payahnya lagi, bukannya belajar untuk mengukir prestasi tapi waktu
demi waktu nyaris habis untuk ngrumpi, kalau tidak mempergunjing temannya, ya
ganti pimpinannya. Kebiasaan hidup yang demikian hanya untuk memperbodoh diri.
Menurut
saya, orang yang secara totalitas hidupnya hanya untuk tetap bertahan sebagai staf,
karyawan (swasta atau pemerintah)
tanpa ada usaha sampingan bisnis, suatu saat nanti (pada saat pensiun)
akan mengalami tantangan hidup kritis. Tanpa persiapan sejak masih bekerja
untuk membuka bisnis, masa pensiun bukannya masa yang menyenangkan seperti yang
dibayangkan semula. Masa pensiun adalah masa kelam yang mengerikan. Saya
melihat banyak orang pensiunan yang mengalami depresi, terkena post power
syndrom, dan tanpa gairah hidup alias layu (cepat tua sekali) karena mereka kaget dengan kehidupan “barunya”
dengan “njagakke” gaji yang sudah
terpotong. Berbeda dengan mereka yang sejak semula sudah mempersiapkan masa
pensiunnya untuk bisnis, tetap terlihat segar dan energik, hidup penuh gairah
di masa tua, karena ada aktivitas yaitu menjalankan bisnis di lingkungannya.
Kita
perlu berpikir ulang bila totalitas hidup kita
hanya untuk perusahaan/kantor. Untuk berpikir ulang (khususnya karyawan kelas bawah) bila
waktu senggangnya hanya habis untuk memanjakan diri. Pertanyaan kritis yang perlu diajukan adalah
:apakah perusahaan/kantor kita tengah memperiapkan secara sistematis untuk masa
pensiun?Atau perusahaan kita hanya mengekspoitasi hidup kita sehingga kita merasa “dipenjara” oleh pekerjaan lalu
dicampakan begitu saja ketika usia pensiun?
Bila
itu terjadi, kita pantas bersedih. Di usia pensiun mestinya tinggal menikmati
hidup malah kesengsaraan yang terjadi: “dicampakan” dengan alasan sudah tidak
produktif lagi. Maka agar yang demikian tidak terjadi, membangun sendiri
kerajaan bisnis sejak dini jauh lebih rasional, kalau tidak ingin
terlunta-lunta hidupnya di masa tua (pensiun). Sampai di sini perlu saya
ingatkan lagi apa yang dikatakan oleh bahwa dunia kerja adalah dunia hidup
untuk orang lain. Mereka bekerja di perusahaan swasta, hidupnya diabdikan untuk
sang majikan: gaji dan pola hidup ditentukan oleh sang majikan; mereka yang
bekerja di pemerintahan (PNS, pegawai negeri sipil) juga mengalami nasib
yang sama:hidup untuk mengabdi, setelah tua silakan “kembali” ke rumah pribadi
alias pensiun.
Jabatan
struktural di swasta dan di pemerintahan memang menjanjikan. Paling tidak
gajinya dari segi pendapatan dan fasilitas. Tetapi perlu diingat bahwa semua
itu bukan milik kita. Jabatan dan fasilitasnya yang diterima adalah milik
Pemilik Perusahaan dan milik publik bila kita bekerja di pemerintahan. Apa
artinya? Artinya bahwa jabatan yang kita kejar dengan segala daya upaya itu
sesungguhnya adalah milik orang lain. Pesan yang terkandung didalamnya adalah
nasib kita ditentukan oleh pemilik perusahaan, sehinga kalau dipandang tidak
cocok lagi, atau tidak produktif lagi kita diberhentikan (pensiun). Dan segera
diganti oleh orang lain. Alangkah tragisnya hidup ini bila setelah bekerja
keras, akhirnya hanya untuk orang lain.
Berbeda
dengan bila Anda bangun usaha sendiri. Katakanlah mulai hari ini kita memulai
bisnis, maka mulai hari ini juga kita sedang membangun sebuah “kerajaan”
bisnis sendiri. Segala modal, pikiran, tenaga dan waktu kita curahkan untuk
diri kita sendiri, demi impian kita sendiri. Bila berhasil nanti, semua jerih
payah akan kita nikmati sampai anak cucu. Tidak ada yang berani memberhentikan
kita , tak ada yang berani mencampakkan kita, kecuali kehendak Tuhan.
Bila karir
di perusahaan/pemerintah ada batas-batasnya, kenapa kita tidak bangun bisnis
sendiri? Bangun bisnis ibarat bangun “kerjaan” sendiri dan indah masanya. Bisnis itu memang indah.
C. KESIMPULAN
Terakhir
yang ingin saya sampaikan adalah, orang yang mempelajari ilmu kepemimpinan
tidak akan menjadi pemimpin. Tapi, orang yang mencoba menjadi pemimpin, akan
menjadi pemimpin. Demikian juga, orang yang mempelajari ilmu bisnis tidak akan menjadi pebisnis. Tapi, orang yang
mencoba berbisnis, akan menjadi orang pebisnis. Kalau orang lain bisa
menjalankan ekonomi bisnis, kenapa kita
tidak? Yuuk, kita berbisnis! Mana semangatmu?! Ini Semangatku ! Bisnis oke ! Sukses Yes !!
Referensi
:
1. Supawi
Pawenang,2016, Modul Perkuliahan Lingkungan Ekonomi Bisnis,
Surakarta:
Program
Pascasarjana,
UNIBA
2.
Iskandar Putong, 2010,
Buku Pengantar Ekonomi
Makro MitraWacanamedia
3.
R Romadhoni - 2011 - Artikel Lingkungan Ekonomi Bisnis